Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Partikelir

Ngaji, Ngopi, Literasi, Menikmati hidup dengan huruf, kata dan kalimat

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

BUMA: Menyulut Semangat Enterpreneur untuk Kemandirian Ansor

18 Desember 2024   17:43 Diperbarui: 18 Desember 2024   17:43 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Badan Usaha Milik Ansor | www.ansor.id

Seorang pemuda berdiri di tengah forum Ansor, matanya penuh antusias. “Kapan lagi kita bangkit kalau tidak sekarang? Kita punya potensi, kita punya jaringan, tapi kenapa selalu tergantung pada bantuan luar?” Suasana mendadak hening. Kalimatnya menusuk langsung ke inti: bagaimana Ansor bisa mandiri jika terus bergantung pada donasi dan uluran tangan? Inilah titik awal pemikiran tentang Badan Usaha Milik Ansor (BUMA).

BUMA bukan sekadar badan usaha, tetapi juga gerakan untuk membangun jiwa enterpreneur dalam tubuh organisasi. BUMA adalah jawaban atas pertanyaan, “Bagaimana Ansor bisa bertahan di tengah tantangan zaman?” Lewat BUMA, Ansor tidak hanya diajak menjadi organisasi yang survive, tetapi thrive—tumbuh dan berdiri di atas kaki sendiri.

Mengapa Jiwa Enterpreneur Itu Penting?

Enterpreneurship bukan hanya soal berdagang atau menghasilkan keuntungan. Jiwa enterpreneur adalah kemampuan melihat peluang di tengah keterbatasan, berinovasi dalam setiap tantangan, dan menciptakan nilai tambah untuk lingkungan sekitar. Inilah yang dibutuhkan oleh organisasi seperti Ansor.

Di era modern, tantangan organisasi kepemudaan semakin kompleks. Ansor bukan hanya dituntut aktif di bidang sosial dan agama, tetapi juga harus mampu membiayai program-programnya secara mandiri. Jika setiap kegiatan harus menunggu dana bantuan, program-program yang hebat sering kali hanya tinggal rencana.

BUMA hadir sebagai katalisator untuk membangun kemandirian ini. Melalui usaha-usaha yang digerakkan secara profesional, Ansor dapat menjalankan misinya tanpa terlalu khawatir soal pendanaan.

Langkah Awal: Dari Keterbatasan Menuju Peluang

“Jadi, apa yang bisa kita jual?” adalah pertanyaan yang sering muncul di awal pembentukan BUMA. Jawabannya ternyata sederhana: apa saja yang bermanfaat bagi masyarakat.

BUMA dapat dimulai dari usaha kecil yang dekat dengan kebutuhan anggota dan masyarakat. Misalnya:

1. Pertanian Modern: Memanfaatkan lahan yang ada untuk pertanian organik, melibatkan anggota sebagai pelaksana.

2. Katering dan Event Organizer: Meneruskan tradisi memasak bersama di acara Ansor menjadi bisnis profesional.

3. Digital Printing dan Merchandise: Menyediakan kebutuhan branding untuk organisasi dan masyarakat sekitar.

4. Startup Teknologi: Mengembangkan platform digital berbasis sosial untuk pendidikan atau dakwah.

Dengan jaringan Ansor yang tersebar di seluruh Indonesia, BUMA memiliki potensi besar untuk mengembangkan berbagai lini usaha.

Tantangan: Tidak Mudah, tapi Bukan Tidak Mungkin

Tentu saja, menjalankan badan usaha tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi:

1. Kapasitas SDM: Tidak semua anggota Ansor memiliki latar belakang bisnis. Pelatihan menjadi kebutuhan mendesak.

2. Modal Awal: Mengumpulkan modal dari iuran anggota kadang terasa berat. Alternatif seperti pinjaman koperasi atau crowdfunding berbasis komunitas bisa menjadi solusi.

3. Manajemen Profesional: Pengelolaan usaha harus dilakukan secara transparan dan akuntabel, agar tidak memunculkan konflik di kemudian hari.

Namun, di balik setiap tantangan, ada peluang untuk belajar dan tumbuh.

Kemandirian Organisasi, Kunci Masa Depan

BUMA adalah langkah strategis yang tidak hanya berdampak pada keuangan organisasi, tetapi juga membangun mentalitas anggota. Dengan terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, anggota Ansor belajar menjadi problem solver, berpikir kreatif, dan memiliki tanggung jawab.

Lebih jauh, keberadaan BUMA dapat menciptakan ekosistem ekonomi berbasis komunitas. Misalnya, produk-produk dari usaha anggota Ansor dapat dipasarkan melalui jaringan BUMA. Sebaliknya, BUMA juga bisa menjadi penyedia kebutuhan masyarakat sekitar, dari bahan pokok hingga jasa profesional.

Efek domino dari langkah ini sangat besar:

  • Kesejahteraan anggota meningkat.
  • Program-program organisasi bisa berjalan lebih lancar.
  • Ansor menjadi role model bagi organisasi lain dalam membangun kemandirian.

Mengapa Kita Harus Bergerak Sekarang?

“Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi?” Pertanyaan sederhana ini sering kali jadi bahan bakar gerakan besar. Ansor, sebagai organisasi kepemudaan dengan sejarah panjang, tidak boleh terjebak nostalgia. Di era kompetisi global, organisasi harus mampu adaptif dan kreatif.

BUMA adalah peluang besar untuk mengukir cerita baru. Ia bukan hanya tentang membangun bisnis, tetapi juga membangun mentalitas anggota yang mandiri, inovatif, dan tangguh.i

Mimpi Besar BUMA

Bayangkan, suatu hari nanti, BUMA bukan hanya dikenal sebagai badan usaha milik Ansor, tetapi sebagai simbol kemandirian pemuda Indonesia. Dari desa hingga kota, dari pasar tradisional hingga platform digital, nama BUMA menjadi inspirasi.

Tugas kita adalah memulainya. Dengan semangat enterpreneur, visi jelas, dan kerja sama erat, BUMA bisa menjadi model sukses yang membawa manfaat bagi organisasi dan masyarakat. Karena, seperti kata pepatah, “Jika ingin pergi jauh, pergilah bersama-sama.” 

Dengan BUMA, Ansor tidak hanya berjalan, tetapi berlari menuju kemandirian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun