BUMA adalah langkah strategis yang tidak hanya berdampak pada keuangan organisasi, tetapi juga membangun mentalitas anggota. Dengan terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, anggota Ansor belajar menjadi problem solver, berpikir kreatif, dan memiliki tanggung jawab.
Lebih jauh, keberadaan BUMA dapat menciptakan ekosistem ekonomi berbasis komunitas. Misalnya, produk-produk dari usaha anggota Ansor dapat dipasarkan melalui jaringan BUMA. Sebaliknya, BUMA juga bisa menjadi penyedia kebutuhan masyarakat sekitar, dari bahan pokok hingga jasa profesional.
Efek domino dari langkah ini sangat besar:
- Kesejahteraan anggota meningkat.
- Program-program organisasi bisa berjalan lebih lancar.
- Ansor menjadi role model bagi organisasi lain dalam membangun kemandirian.
Mengapa Kita Harus Bergerak Sekarang?
“Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi?” Pertanyaan sederhana ini sering kali jadi bahan bakar gerakan besar. Ansor, sebagai organisasi kepemudaan dengan sejarah panjang, tidak boleh terjebak nostalgia. Di era kompetisi global, organisasi harus mampu adaptif dan kreatif.
BUMA adalah peluang besar untuk mengukir cerita baru. Ia bukan hanya tentang membangun bisnis, tetapi juga membangun mentalitas anggota yang mandiri, inovatif, dan tangguh.i
Mimpi Besar BUMA
Bayangkan, suatu hari nanti, BUMA bukan hanya dikenal sebagai badan usaha milik Ansor, tetapi sebagai simbol kemandirian pemuda Indonesia. Dari desa hingga kota, dari pasar tradisional hingga platform digital, nama BUMA menjadi inspirasi.
Tugas kita adalah memulainya. Dengan semangat enterpreneur, visi jelas, dan kerja sama erat, BUMA bisa menjadi model sukses yang membawa manfaat bagi organisasi dan masyarakat. Karena, seperti kata pepatah, “Jika ingin pergi jauh, pergilah bersama-sama.”
Dengan BUMA, Ansor tidak hanya berjalan, tetapi berlari menuju kemandirian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H