Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Partikelir

Ngaji, Ngopi, Literasi, Menikmati hidup dengan huruf, kata dan kalimat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sertifikasi Guru: Cukup Seleksi Portofolio?

15 Desember 2024   08:00 Diperbarui: 15 Desember 2024   14:06 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sertifikasi Guru | www.dikdas.devapps.id

Sertifikasi bukan sekadar syarat administratif untuk naik golongan atau mendapatkan tunjangan. Lebih dari itu, sertifikasi adalah upaya untuk memastikan bahwa siswa di seluruh Indonesia mendapatkan pendidikan dari guru yang kompeten.

Alternatif: Kombinasi Portofolio dan Praktik

Agar tidak terjebak dalam debat antara efisiensi dan efektivitas, mungkin ada jalan tengah yang bisa diambil. Seleksi portofolio bisa dijadikan langkah awal, tetapi harus dilengkapi dengan tahap uji praktik mengajar. Dalam uji praktik ini, guru bisa menunjukkan kemampuan mengelola kelas, menyampaikan materi, hingga menggunakan teknologi dalam pembelajaran.

Model ini tidak hanya memastikan bahwa guru memiliki pengalaman yang cukup, tetapi juga kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Dengan kombinasi ini, Kemenag bisa tetap menghemat anggaran tanpa mengorbankan kualitas pendidikan.

Konteks Zaman Digital

Kritik lain yang perlu kita soroti adalah relevansi sertifikasi ini dengan tantangan pendidikan di era digital. Guru zaman sekarang tidak cukup hanya menguasai materi, tetapi juga harus mampu menggunakan teknologi untuk mendukung pembelajaran. Apakah seleksi portofolio mampu mengukur kemampuan ini?

Bayangkan jika ada guru dengan pengalaman panjang tetapi gagap teknologi. Siswa yang hidup di era serba digital membutuhkan guru yang bisa menggunakan media interaktif, platform pembelajaran online, hingga alat analitik untuk mengevaluasi hasil belajar. Jika sertifikasi hanya berdasarkan dokumen masa lalu, bagaimana kita memastikan guru tersebut siap menghadapi tantangan masa depan?

Format Baru, Tantangan Baru

Seleksi portofolio sebagai format baru sertifikasi guru Kemenag memang membawa angin segar, terutama dari segi efisiensi waktu dan biaya. Namun, format ini harus dipandang dengan kritis. Efisiensi administrasi tidak boleh mengorbankan kualitas pendidikan yang menjadi hak siswa.

Untuk memastikan program ini berjalan efektif, Kemenag perlu menyempurnakan sistemnya, misalnya dengan menambahkan tahap uji praktik atau pelatihan khusus teknologi pendidikan. Pendidikan bukan soal siapa yang cepat selesai, tetapi siapa yang mampu memberi dampak terbaik bagi masa depan.

Jadi, sebelum kita bersorak-sorai atas keefisienan format baru ini, mari kita tanyakan kembali: Apakah sertifikasi ini benar-benar memastikan bahwa guru kita siap menjadi pilar pendidikan bangsa? Jangan sampai efisiensi menjadi jebakan yang malah menurunkan kualitas pendidikan di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun