Setelah dinyatakan menang, calon kepala daerah biasanya harus bertemu dengan rival politiknya. Ini adalah upaya untuk meredakan suasana dan menunjukkan bahwa demokrasi adalah tentang persatuan. Tapi bayangkan duduk semeja dengan orang yang baru seminggu lalu menyebut Anda “tidak kompeten” di televisi nasional.
Momen ini biasanya diisi dengan senyum canggung dan kalimat seperti, “Ya, kita lupakan masa lalu, ya.” Dalam hati? Tentu saja ada rasa gemas. Tapi inilah seni politik: berpura-pura rukun demi harmoni.
8. Menjadi Pakar Selfie Dadakan
Setelah dinyatakan menang, calon kepala daerah harus siap jadi bintang di media sosial. Setiap hari, ada saja warga yang mengajak selfie. Masalahnya, tidak semua warga tahu teknik selfie yang benar. Ada yang fotonya terlalu dekat, ada juga yang angle-nya bikin hidung terlihat seperti gunung.
Akhirnya, si calon belajar teknik selfie dari tim media. Mulai dari memilih angle terbaik hingga memastikan pencahayaan pas. Setelah beberapa kali latihan, si calon bahkan bercanda, “Kalau nggak jadi kepala daerah, saya buka kelas selfie aja, deh.”
Dari Hal Receh Hingga Serius, Semua Harus Dijalanin
Menjadi calon kepala daerah yang menang adalah perjalanan penuh warna. Dari urusan meja kerja hingga janji kampanye yang hampir mustahil, semuanya harus dihadapi dengan senyuman.
Tapi di balik semua itu, ada pelajaran penting: memimpin adalah tanggung jawab besar. Jadi, kalau Anda melihat calon kepala daerah yang baru menang tapi wajahnya penuh kantong mata, ingatlah: mereka sedang menjalani hidup yang sibuk, penuh drama, dan tentu saja, tidak pernah kehabisan momen lucu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H