Mohon tunggu...
Choirul Anam
Choirul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Partikelir

Ngaji, Ngopi, Literasi, Menikmati hidup dengan huruf, kata dan kalimat

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

8 Kesibukan Calon Kepala Daerah Setelah dinyatakan Menang oleh Lembaga Survei

29 November 2024   22:10 Diperbarui: 29 November 2024   23:03 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pemilihan Kepala Daerah Serentak (Sumber: sindonews.com)

Anda baru saja dinyatakan menang oleh beberapa lembaga survei. Wajah Anda menghiasi layar televisi, nama Anda trending di media sosial, dan telepon Anda tidak berhenti berdering. Kemenangan ini mungkin terasa seperti puncak gunung, tapi sesungguhnya, inilah saat kesibukan mulai menghantam seperti tsunami. Dari urusan yang remeh-temeh hingga persoalan serius nan berat, calon kepala daerah mendadak harus menjalani hidup bak selebriti dadakan dengan jadwal yang super padat.

Mari kita bedah kesibukan ini satu per satu, dari yang receh sampai yang membuat dahi berkerut.

1. Menjadi Bintang Syukuran: Dari Tumpeng, Karangan Bunga hingga Selfie

Kemenangan harus dirayakan. Ini adalah tradisi tak tertulis di negeri kita. Syukuran pertama biasanya diadakan oleh keluarga besar, lengkap dengan tumpeng kuning yang ukurannya lebih besar dari harapan APBD. Tapi syukuran tidak berhenti di situ. Setelah keluarga, giliran tim sukses, relawan, warga RT, dan alumni SD yang mengantri membuat acara serupa.

Sebagai tamu kehormatan, si calon harus siap memberikan pidato singkat di setiap acara. Dan pidato ini, tentu saja, selalu diawali dengan kalimat, “Ini adalah kemenangan kita semua!” Jangan lupa, setelah pidato selesai, sesi foto bersama adalah kewajiban. Dari grup ibu-ibu pengajian sampai anak-anak muda karang taruna, semua ingin selfie. Pose si calon? Sama saja di setiap foto: senyum lebar dengan tangan membentuk tanda “peace.”

2. Ritual Membalas Pesan dan Telepon: Semua Orang Tiba-Tiba Kenal

Begitu nama Anda diumumkan sebagai pemenang survei, telepon Anda berubah jadi pusat pelayanan 24 jam. Pesan WhatsApp masuk tanpa henti, mulai dari ucapan selamat sampai permintaan “titip posisi.”

Ada pesan dari teman lama yang tiba-tiba muncul: “Bro, ingat aku nggak? Waktu SD kita pernah main layangan bareng. Anyway, kalau butuh kepala dinas, aku siap, nih.” Bahkan tukang bakso langganan Anda pun ikut memberi selamat sambil berkata, “Pak, nanti kalau jadi, jangan lupa bikin program mie ayam murah, ya!”

3. Menentukan Meja Kerja: Antara Gaya atau Fungsi

Ini mungkin terdengar remeh, tapi memilih meja kerja untuk kantor baru ternyata menjadi masalah serius. Meja ini harus memancarkan aura kekuasaan dan kredibilitas. Pilihannya ada yang minimalis modern, ada juga yang klasik dengan ukiran naga.

Tim desain biasanya memberikan banyak opsi, tapi si calon malah pusing sendiri. Dalam hati dia berpikir, “Yang penting kuat buat nahan berkas-berkas tebal, deh!” Akhirnya, dipilihlah meja kayu jati super besar yang, ironisnya, lebih sering digunakan untuk menaruh gelas kopi daripada dokumen serius.

4. Audisi Tim Inti: Drama Berebut Kuasa dan Jabatan

Setelah menang, tim sukses biasanya langsung berganti profesi jadi pelamar kerja. Semua merasa berhak mendapat posisi, dari kepala dinas hingga staf ahli. Proses ini sering kali lebih seru dari audisi Indonesian Idol. Ada yang membawa CV lengkap, ada juga yang cuma bermodal cerita, “Pak, saya ini yang ngecat posko waktu kampanye, lho!”

Si calon harus pintar berdiplomasi agar tidak ada yang sakit hati. Kalau ada yang tidak terpilih, biasanya akan diberikan jawaban standar: “Nanti ada posisi yang lebih cocok buat kamu.” Posisi yang dimaksud? Ya, kadang cuma jadi anggota panitia lomba 17-an.

5. Mengingat Janji Kampanye: Utang yang Mulai Dikejar

Janji kampanye adalah hal yang dulu terasa indah, tapi kini jadi beban. Mulai dari wifi gratis untuk semua warga hingga subsidi pupuk buat petani, semua harus dipikirkan cara merealisasikannya.

Di rapat pertama, tim ekonomi langsung memberikan laporan: “Pak, kalau wifi gratis benar-benar kita jalankan, anggaran habis dalam 6 bulan. Listrik kantor aja bisa nggak kebayar.” Tapi tentu saja, janji adalah janji. Solusinya? Wifi gratis tetap jalan, tapi hanya aktif di jam tertentu, misalnya pukul 3 pagi sampai subuh.

6. Latihan Pidato Pelantikan: Antara Inspirasi dan Meme

Pidato pelantikan adalah momen penting, karena ini adalah kali pertama calon kepala daerah berbicara sebagai pemimpin. Pidatonya harus penuh inspirasi, tapi jangan sampai terlalu lebay. Kalau salah, keesokan harinya meme tentang dirinya akan bertebaran di media sosial.

Pernah ada calon kepala daerah yang terlalu semangat dan berkata, “Saya akan menghapus kemiskinan dalam 100 hari pertama!” Besoknya, netizen langsung membuat meme dengan tulisan: “Ternyata Superman ada di sini!” Pelajaran penting: realistis itu kunci.

7. Bertemu Rival: Diplomasi Tersenyum Sambil Menahan Emosi

Setelah dinyatakan menang, calon kepala daerah biasanya harus bertemu dengan rival politiknya. Ini adalah upaya untuk meredakan suasana dan menunjukkan bahwa demokrasi adalah tentang persatuan. Tapi bayangkan duduk semeja dengan orang yang baru seminggu lalu menyebut Anda “tidak kompeten” di televisi nasional.

Momen ini biasanya diisi dengan senyum canggung dan kalimat seperti, “Ya, kita lupakan masa lalu, ya.” Dalam hati? Tentu saja ada rasa gemas. Tapi inilah seni politik: berpura-pura rukun demi harmoni.

8. Menjadi Pakar Selfie Dadakan

Setelah dinyatakan menang, calon kepala daerah harus siap jadi bintang di media sosial. Setiap hari, ada saja warga yang mengajak selfie. Masalahnya, tidak semua warga tahu teknik selfie yang benar. Ada yang fotonya terlalu dekat, ada juga yang angle-nya bikin hidung terlihat seperti gunung.

Akhirnya, si calon belajar teknik selfie dari tim media. Mulai dari memilih angle terbaik hingga memastikan pencahayaan pas. Setelah beberapa kali latihan, si calon bahkan bercanda, “Kalau nggak jadi kepala daerah, saya buka kelas selfie aja, deh.”

Dari Hal Receh Hingga Serius, Semua Harus Dijalanin

Menjadi calon kepala daerah yang menang adalah perjalanan penuh warna. Dari urusan meja kerja hingga janji kampanye yang hampir mustahil, semuanya harus dihadapi dengan senyuman.

Tapi di balik semua itu, ada pelajaran penting: memimpin adalah tanggung jawab besar. Jadi, kalau Anda melihat calon kepala daerah yang baru menang tapi wajahnya penuh kantong mata, ingatlah: mereka sedang menjalani hidup yang sibuk, penuh drama, dan tentu saja, tidak pernah kehabisan momen lucu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun