Ada banyak pelatihan semacam short course yang pernah Pak Aris jalani. Di antaranya yang sangat menarik dan menjadi bahan beliau untuk bisa masuk ke PTIK adalah pelatihan di Belanda tentang "Human Trafficking in Person". Pelatihan ini mengajarkan bagaimana penyelidikan korban trafficking pada anak-anak dan wanita yang tentunya membutuhkan keterampilan dan pengkodisian khusus.
Bagaimana ruangan penyedikan, seragam yang dipakai polisi saat menginterogasi anak-anak korban kekerasan seksual hingga cara berkomunikasi, yang bertujuan meningkatkan efektifitas penyidikan. Ilmu dari Belanda ini akhirnya Pak Aris bisa terapkan sebagai pilot project saat menjadi Wakapolres Malang.
Pada bagian ini, pesertanya juga dibekali dengan kemampuan untuk mengenali ciri-ciri pelaku pedophilia. Mulai dari ciri-ciri wajah, ekspresi, kebiasaan dan hal lain. Termasuk juga bagiaman teknik mencocokan foto pasport dengan wajah pemiliknya yang memang menjadi keterampilan khusus polisi Amerika pasca peristiwa 9/11.
Walapun Apak Aris belum pernah menjadi bagian dari Korps Reserse, namun ternyata beliau juga pada tahun 2011 pernah mengikuti pelatihan di Thailand dalam program SEIC (Scientific Crime Investigation Course) selama 1.5 bulan. Kegiatan ini disponsori oleh pemerintah Thailang dan Amerika dengan instruktur banyak dari FBI yang memang kompeten dan berpengalaman pada berbagai penyelidikan kasus kejahatan, seperti penyelundupan narkoba dari Mexico ke Amerika dan berbagai kasus kriminal lainnya yang memerlukan pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memecahkannya.
Kursus dan pelatihan singkat lainya yang beliau ceritakan dan cukup menarik saya untuk berdiskusi adalah tentang "Disaster Management" dalam program JCLEC (Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation) bertempat di Akademi Kepolisian Semarang. Program ini merupakan kerjasama kepolisian internasional dengan instruktur dari negara-negara Eropa dan kerjasama dengan AFP (Australia Federal Police), tentang kejahatan lintas negara dan terorisme.
Menurut Pak Aris, ada banyak materi yang diajarkan. Salahsatunya berkaitan dengan disaster management akibat adanya kasus terorisme. Beliau mencontohkan terjadinya bom London dan bom Spanyol. Saat bom meledak di sebuah pusat keramaian, apa yang harus dilakukan polisi. Bagaimana mengelola sumber daya yang ada untuk menekan dampak dan mengatasisnya. Ilmu ini juga kata Pak Aris tidak hanya sebatas diimplementasikan di kasus terorisme, tetapi bisa juga pada bencana alam gunung meletus, banjir dan kebakaran yang mengancam banyak korban jiwa.
Ungkap Kasus Curas Malang Raya
Saat baru dipindah sebagai kapolres Malang, Pak Aris menghadapi masalah tingginya kasus curas atau pencurian dengan kekerasan di wilayah Malang. Korbannya bukan hanya Malang tetapi hampir seluruh Malang Raya lebih dari 130 kasus. Saat baru menjabat, Pak Aris menggunakan taktik dan strategi untuk melokalisir pergerakan pelaku curas yang korbannya adalah mini market.
Dibentuklah beberapa tim yang bertugas melakukan razia. Hari kedua razia, sebuah sepeda motor yang dikendari 2 orang pria, tiba-tiba berhenti dan berbalik arah saat mendekati arena razia. Petugas khusus langsung mengejar dan menangkap keduanya. Dari dalam jok motor, ditemukan peluru, senjata tajam dan senjata rakitan.
Dari keduanya lah akhirnya komplotan curas mini market ini dapat diringkus hingga ke akar-akarnya. Kata pak Aris saat itu yang ditugaskan memimpin operasi, justru polisi bagian keuangan yang baru pulang haji, dan sukses mengungkap kasus yang sekian lama tidak terpecahkan.
Mengendalikan Massa Beringas