"Ah  biarlah. Kalau kau memang jodohku, tanpa mantra apapun, kau akan menjadi istriku, Putri." bisik Fahmi pada dirinya. Fahmi berfikir biarlah cintanya dengan Putri berjalan alamiah dan tulus, tanpa pengaruh appapun yang bisa merusak cintanya nanti. Fahmi pikir, kalau mantra pengasihan itu seperti obat bius yang membuat Putri kehilangan kesadaran dengan menganggap dia ganteng walaupun sebenarnya tidak, atau menganggapnya baik walaupun sebenarnya dia biasa saja. Suatu hari bagaimmana bila pengaruh mantra tersebut habis dan Putri menjadi begitu membencinya? "Tidak. Aku tidak akan memikat Putri dengan apapun di luar kemampuan dirinya sendiri dan kekuatan doa pada Allah," bisik Fahmi lagi pada dirinya.
"Hei... kok melamun sih," tegus Putri sambil tersenyum penuh pesona.
"Eh iya.. eh enggak kok..." jawab Fahmi sambil tersipu malu.
***
Hari ini Fahmi memandangi desain undangan pernikahannya. Di situ tertulis namanya bersama Putri. Dia tersenyum bila mengingat usahanya dahulu yang nyaris sampai menggunakan mantra untuk mendapatkan Putri. Namun kekuatan kesadarannya akan takdir dan usaha, membuatnya mendapatkan Putri berjalan begitu mudah dan indah. Percaya bahwa Putri adalah jodohnya, membuat Fahmi begitu bertekad dan kreatif untuk bisa meyakinkan Putri bahwa dialah jodoh terbaiknya. "Aku tidak mencari pacar, tetapi aku mencari istri yang akan melahirkan dan membesarkan anak-anakku." Itu adalah kalimat pamungkas Fahmi yang merupakan mantra yang ampuh untuk menaklukan hati Putri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI