Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[PDKT] Mantra Pemikat Wanita WTS

5 April 2015   19:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:30 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oooh... begitu..." Fahmi lega karena ternyata Agus tidak mendahuluinya untuk mendekati Putri.

***

Sebulan berikutnya...

"Gus, Putri ngajak aku besok pagi untuk olah raga bersama. Gimana nih? Apa yang harus aku siapkan?" Fahmi tampak panik walau dengan wajah begitu ceria.

"Hebat benar... Aku yang sudah setahun di sini saja belum ada anak kos putri sebelah yang ngajak kencan... eh olah raga. Lah kamu yang baru sebulan-dua bulan sudah kenalan dan mulai akrab dengan mereka," ujar Agus sambil tersenyum kecut.

"Setelah olah raga nanti, aku berencana nembak Putri. Apa dong yang harus aku siapkan?" Tanya Fahmi serius.

Agus terdiam sebentar dan berfikir, sampai akhirnya berkata, "Apa ya? Yang aku tahu cuman mantra pemikat wanita peninggalan kakekku dulu," jawab Agus serius.

Fahmi bingung antara mempelajari mantra pemikat wanita dari Agus atau dia tampil dengan keberanian ala dirinya sendiri.

***

Malam harinya, Fahmi tidak bisa tidur nyenyak. Hampir setiap setengah jam dia terbangun. Dia takut tertidur ddan bangun kesiangan dan akhirnya tidak jadi menemani Putri untuk olah raga pagi bersama. Akhirnya, jam 3 pagi, Fahmi memutuskan untuk mandi lebih awal dan mempersiapkannya secara spiritual dengan sholat malam dan berdoa semoga segala hajatnya dikabulkan oleh Allah.

Jam 5.10, Fahmi sudah berpakain olah raga dan menunggu Putri di depan kosnya dengan harap-harap cemas. Lima menit kemudian Putri sudah siap dengan pakain olah raganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun