Kami semua sudah duduk dan ngobrol di dalam. Sementara Om Arke yang saya beri tugas untuk menjeput bintang tamu acara tersebut sudah datang dan memberi kode ke saya.
"Baiklah saudara-saudara sekalian. Terimakasih atas kehadiran saudara-saudara sekalian dalam acara kondangan akbar Kompasiana. Syukuran ini sebenarnya berkaitan dengan pecahnya rekor jumlah komentar di lapak saya untuk untuk komentar terbanyak sepanjang masa Kompasiana. Saat ini jumlah komentar telah mencapai 998 untuk tulisan saya tentang Agnes Monica." Para hadiripun bertepuk tangan dengan kerasnya.
"Nah pada kesempatan ini, saya panggilkan Radix, Seand daaaaaan..... Agnes Monicaaaa....." Semua hadiri berdiri menyambut orang-orang yang masuk dari pintu secara bersamaan. Suasana menjadi riuh rendah, karena ternyata ketiganya memiliki pendukung fanatik. "Agneeeesssss, I love you," teriak seorang Kompasianer yang ternyata itu Mbak Ully dari Medan yang baru menikah. "Hidup Seand Munir....," teriak seorang Kompasianer yang tidak tampak dari saya beridiri. "Radix...Radix... Radix..." Teriak Kompasianer lainnya dengan antusias.
"Nah  pada kesempatan ini Agnes akan memberikan penghargaan kepada Radix dan Seand untuk memberikan 2 komentar terakhir, agar jumlah komentar bertambah menjadi 1.000"
Agnes maju kedepan sambil menggandeng Radix dan Seand. Keduanya bersiap-siap untuk memberi komentar terakhir.
"Siapa yang duluan?" tanya Seand kepada Agnes.
"Ya terserah saja saja, siapa yang mau duluan," jawab Agnes dengan senyum manisnya.
"Oh no.. Saya harus yang menjadi yang terakhir untuk ngasih komentar. Karena komentar terakhirlah yang akan diingat oleh pembaca." ujar Radix dengan gaya santainya.
"Loh ya aku juga mau yang terakhir saja," kata Seand lebih tegas lagi.
"Sudahlah, komentar kalian boleh sama-sama kok. Jadi tidak ada yang merasa di awal dan merasa menang karena memberi komentar di akhir." Kata Agnes dengan bijaknya.