Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Allysa Sakit Apa?

17 April 2014   14:40 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:34 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ah tidak juga. Apakabar Mas Adit. Eh Pak, terimakasih sudah diantar ya," kata Dokter Rtana kepada petugas security apartemen.

Aku mempersilahlan Dokter Ratna masuk dan mengantarnya ke kamar Allysa. Dengan sigap Dokter Ratna membuka tasnya dan mengeluarkan stetoskop dan beberapa peralatan lainnya. Allysa yang mengetahui kedatangan dokter hanya diam pasrah.

"Sudah berapa lama demamnya?" tanya Dokter Ratna sambil mengeluarkan termometer digital dan diselipkannya pada aksila atau ketiap Allysa.

"Tadi sore Dok. Dari pagi hingga sore, dia tidak makan," jawabku sambil membuka selimut Allysa agar dokter bisa memeriksa perutnya.

Dokter Ratna memasang stetoskopnya dan menempelkannya di dada Allysa. "Coba tarik nafas," pinta Dokter Ratna kepada Allysa untuk melakukan pemeriksaan fungsi pernafasan atau biasa disebut auskultasi. Berikutnya dokter melakukan pemeriksaan lain berupa palpasi dan perkusi, terutama pada bagian perut dengan menekan dan mengetuk permukaan perut menggunakan jari. Terakhir, Dokter Ratna mengukur tekanan darah dengan menggunakan Blood Pressure digital.

"Bagaimana Dok hasilnya?" Tanyaku setelah Dokter Ratna selesai memeriksa Allysa.

"Apa sebelumnya ada riwayat penyakit lambung?" Dokter Ratna mencoba melakukan anamnesa atau penggalian penyakit dari riwayat sebelumnya.

"Setahu saya tidak pernah Dok. Selama ini tidak pernah mengeluhkan maag atau asam lambung lainnya."

Setelah menyelimuti Allysa, aku mengajak Dokter Ratna ke ruang tamu. Suasana yang tadinya formal, kini mulai berubah saat Dokter Ratna mencubit lenganku sambil berbisik, "Yang ini siapa lagi?" Aku hanya nyengir kuda mendapatkan pertanyaan yang tidak terduga. Memang Dokter Ratna tahu aku pernah akrab dengan beberapa wanita saat bekerja di rumah sakit dulu.

"Cuman teman dekat saja Dok," bisikku kepada Dokter Ratna.

Sebelum berpamitan, Dokter Ratna memberiku selembar resep berisi daftar obat yang harus diminum beserta makanan yang boleh dan pantang dikonsumsi. Selain itu, Dokter Ratna juga menyarangkan untuk test darah, bila sampai besok belum juga membaik. Selembar kertas berisi daftar test lab dari sebuah laboratorium medis juga diberikannya kepadaku setelah diisi jenis testnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun