"Sebentar Bapak tunggu di sini ya, saya akan coba tanya ke tetangga sebelah. Siapa tahu ada yang bisa membantu Bapak untuk pulang." Sejurus kemudian, si wanita sudah melangkah ke arah pintu depan. Aku tidak mengerti mengapa dia ingin membantuku pulang. Padahal aku sekarang sudah pulang ke rumah.
Entah berapa lama kemudian, si wanita datang kembali dengan seorang pria. Mungkin dia suaminya.
"Papa. Kita pulang yuk. Kami mencari Papa hampir 3 jam, di pasar, namun tidak juga ketemu," kata si pria sambil mencium tanganku.
"Siapa kamu?" Aku benar-benar tidak kenal dengan si pria yang katanya dia mencariku selama 3 jam.
"Papa, saya Antonio, anak Bapak."
"Antonio... Antonio..." Otakku bekerja keras untuk menemukan file yang bernama Antonio. Apa benar anakku bernama Antonio. Atau jangan-jangan dia hanya mengaku-aku saja.
Tiba-tiba aku ingat sesuatu. "Oh iya, Antonio. Mengapa kamu sudah pulang. Bukankah kamu bekerja di luar negeri." Aku tersenyum puas karena file tentang Antonio masih bisa aku temukan di ruang kepalaku.
"Papa... Aku sudah kembali ke Indonesia sejak 5 tahun yang lalu dan tinggal dengan Papa di rumah."
"Mana Mamamu? Mengapa dia tidak ada di rumah ini."
Antonio hanya terdiam mendengar pertanyaanku. Wajahnya tampak meredup dengan mata berkaca-kaca.
"Mama sudah berpulang, 5 tahun yang lalu Pa."