Kurangnya perempuan yang berhasil, bukan karena tidak berpotensi melainkan karena kurangnya kesempatan yang di berikan untuk berkembang, perempuan jadi tidak cerdas justru karena di anggap bodoh. Pandangan ekstrim bahwa factor biologis yang menentukan sifat perempuan tentu saja tidak semuanyadapat di benarkan. Fakta membuktikan bahwa tidak 100% perempuan kurang cerdas, emosional,dll. Meski dalam jumlah yg tidak banyak, ada perempuan-perempuan dalam lintasan sejarah yang memiliki keutamaan dan sangat berperan dalam masyarakat.Â
Bukankah Siti Aisyah istri Rasulullah adalah seorang yang cerdas, bukankah sejarah Indonesia sendiri  memiliki Cut Nyak Dien, pahlawan Aceh yang pemberani. Contoh kasus kondisi masyarakat di Minang yang menempatkan garis keturunan perempuan lebih tinggi dari laki-laki, sementara kondisiyang terjadi pada masyarakat Bugis-Makassar yang memberikan posisi yang sangat agung bagi perempuan, terutama dalam persoalan pekerjaan.
Pada zaman sekarang, kita sebagai kaum perempuan sudah sepatutnya untuk bersyukur, meskipun masih terjadi ketidakadilan-ketidakadilan dalam lingkungan masyarakat setidaknya masih ada perlindungan-perlindungan terhadap kaum perempuan, bahkan pada tanggal 8 maret telah menjadi hari perempuan internasional, karena kaumperempuan merupakan pilar dari suatu peradaban.Â
Bahkan tentara-tentara Israel menembakkan tabung gas air mata, granat, setrum, dan semprotan merica terhadap ratusan perempuan dalam rangka mencegah mereka sampaidi pos pemeriksaan.
Dan yang pasti rasulullah pernah bersabda, "dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah"(H.R.Muslim), karena itu hak kaum perempuan dalam islamadalah suci, maka pastikanlah mereka mendapatkan hak yang telah ditetapkan bagi mereka. Wallahu a'lam bishshawab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H