Jika mendengar musim semi di Jepang yang selalu teringat pertama kali di pikiran pasti bunga sakura. Bunga sakura yang umumnya hanya mekar selama satu minggu setahun itu memang sangat fenomenal di kalangan turis dan bahkan orang Jepang sendiri.Â
Orang-orang akan sibuk berdatangan ke taman-taman untuk melakukan Hanami (Cherry Blossom View), yaitu kegiatan piknik bersama keluarga dan teman sambil menikmati keindahan bunga sakura.
Tetapi tahukah kamu bahwa ada satu jenis bunga yang tidak kalah indahnya dengan bunga sakura. Bahkan bentuknya sebenarnya hampir mirip dan susah dibedakan jika kita tidak mengenal dengan baik perbedaannya. Bunga itu bernama bunga plum (Ume).Â
Perbedaan paling mendasar dan mudah untuk diingat adalah bunga plum biasanya mekar pada saat cuaca masih dingin, yaitu sekitar bulan Februari-Maret. Sedangkan bunga sakura biasanya mekar pada saat cuaca mulai menghangat di bulan Maret-April. Oleh karena itu, mekarnya bunga plum biasanya dijadikan pertanda sebagai akan datangnya musim semi.
Kemarin aku iseng nyari-nyari informasi apakah ada taman yang memiliki pemandangan mekarnya bunga plum ini dan nemu Hanegi Park, sebuah taman besar yang memiliki sekitar 650 pohon plum. Kebetulan dari tanggal 9 Februari - 3 Maret 2019 ini sedang diadakan Setagaya Ume Matsuri (Setagaya Plum Festival) di taman ini.Â
Biasanya kalau festival-festival di Jepang pada akhir minggunya (Sabtu dan Minggu) sering diadakan acara-acara khusus. Jadi kalau hari biasa kalian hanya bisa menikmati keindahan pohon plum. Tapi saat akhir minggu kalian bisa menikmati beragam pertunjukan dan terdapat pula stand yang menjual beraneka jenis makanan.
Kebetulan aku belum pernah melihat bagaimana cara membuat mochi secara langsung di Jepang jadi aku putuskan untuk mengunjungi taman ini pada saat acara tersebut dilaksanakan.
Setagaya Ume Matsuri ini berlangsung di Hanegi Park, yang terletak di daerah Daita, Setagaya. Dari rumah aku ke taman ini kalau naik kereta agak mahal dan harus mengganti rute kereta, jadi aku putuskan untuk naik sepeda saja sambil diselingi berjalan kaki. Kalau kalian dari Shinjuku, kalian bisa naik kereta Odakyu Line dan turun di stasiun Umegaoka Station, lalu dilanjutkan berjalan kaki sekitar 5 menit.
Sesampai di Hanegi Park, aku disambut oleh pemandangan mekarnya bunga plum. Ada yang bunganya berwarna merah, pink, dan putih. Terlihat juga orang-orang membawa tikar dan duduk bersantai menikmati pemandangan tersebut.Â
Untuk sesi terakhir pertunjukan pembuatan mochi dimulai pukul 13.30, dan kami sampai di taman sudah hampir pukul 14.00. Kami pun langsung bergegas mencari area tempat pertunjukan dan untungnya masih dapat menikmati bagian akhir pembuatan mochi.Â
Kami ikut masuk ke dalam antrean untuk mengambil mochi tersebut. Dalam satu piring terdapat 2 buah mochi, 1 mochi anko, dan 1 mochi kinako. Rasanya luar biasa, teksturnya lembut dan masih hangat, berasa banget mochinya masih fresh karena baru selesai dibuat.
Ketika melihatnya kami sibuk berkomentar ini ortu anak-anaknya gak panik anak mereka manjat-manjat tinggi gitu. Soalnya itu pemandangan yang belum pernah aku lihat sama sekali di Indonesia.Â
Setelah kami amati beberapa saat, ternyata bagian dinding luar rumah tersebut didesain khusus agar bisa dipanjat oleh anak-anak. Bisa dilihat di foto, di bagian dinding rumah terdapat balok-balok kayu yang dijadikan pijakan oleh anak-anak dan ada tiang yang telah dipotong sedikit agar bisa menjadi pijakan anak-anak saat memanjat.Â
Luar biasa sekali anak-anak di sini, tidak ada seorang anak pun yang duduk diam memainkan gadget. Semuanya sibuk bermain di taman, baik manjat-manjat maupun lari-lari.
Untuk kalian yang main ke Jepang di sekitar akhir bulan Februari dan Maret, kalian boleh coba cari-cari event Plum Festival seperti ini. Anggap aja gak bisa lihat sakura, setidaknya masih bisa lihat saudaranya sakura, yaitu si plum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H