Mohon tunggu...
Nindya Chitra
Nindya Chitra Mohon Tunggu... Novelis - Pengarang dan Editor Paruh Waktu

Hubungi saya di Instagram atau Twitter @chitradyaries

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

(Opini) Lebih Menguntungkan Jadi Penulis Cetak atau Digital?

26 Agustus 2020   11:46 Diperbarui: 26 Agustus 2020   11:47 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://mymoleskine.moleskine.com/

Di era digital saat ini, profesi penulis novel tak lagi seasing dahulu. Berkat kemunculan berbagai platfrom menulis digital---sebut saja: Cabaca, Storial, Wattpad, Novelme---banyak yang tergiur menjajal profesi ini, mulai dari remaja sampai ibu rumah tangga. 

Hobi coret-coret bisa jadi ladang mencari laba yang menjanjikan. Platfrom digital dalam maupun luar negeri bersaing meraup pengguna sebanyak-banyaknya dengan menawarkan fitur-fitur menarik. 

Mencari uang dari menulis pun semakin mudah. Dengan mengandalkan promosi di media sosial dan pengikut setia, penulis bisa meraup puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Namun, maraknya platfrom digital ini menimbulkan dilema bagi penulis, mana yang lebih menguntungkan, jadi penulis cetak atau digital?

Isu tersebut sering diperbincangkan di banyak komunitas menulis. Penulis-penulis yang telah menjajal berbagai platfrom digital gencar membagikan pengalamannya mendapat royalti melimpah dari platfrom tertentu. 

Masa pandemi dan new normal yang berimbas pada industri perbukuan cetak menambah keyakinan mereka bahwa memanfaatkan platfrom menulis adalah jalan terbaik untuk menjadi penulis produktif dan terkenal.

Di sisi seberang, penulis yang bekerja sama dengan penerbit dan memasarkan tulisannya lewat toko buku dalam bentuk cetak, meragukan kualitas tulisan-tulisan pada platfrom digital. Mereka yakin, kualitas tulisan yang utama. 

Dengan promosi dan produktif menghasilkan karya secara konstan, laba akan mengikuti sepak terjang mereka. Lagi pula, bekerja sama dengan penerbit, membuka kesempatan-kesempatan lain dan nama mereka akan mudah naik di mata pembaca secara luas.

Jika pengukur kesuksesan seorang penulis hanya dari uang, maka banyak penulis fenomenal yang karyanya harum sampai hari ini tidak masuk kategori itu. 

Sebut saja, Edgar Allan Poe sang pengembang aliran detektif; Oscar Wilde pengarang The Picture of Dorian Gray; H.P Lovecraft yang terkenal akan tulisan horornya yang intimidatif; dan O. Henry yang sangat produktif menulis cerita pendek dengan gaya luar biasa. Mereka meninggal dalam keadaan miskin sebelum menikmati buah kerja kerasnya.

Terlalu sempit jika kegiatan menyebarkan manfaat melalui tulisan hanya dijadikan salah satu cara mendulang rupiah. Penulis-penulis dengan tujuan kuat di balik proses menulis justru memiliki kualitas tulisan lebih baik dan mampu mendatangkan keuntungan lebih dari segi kebermanfaatan dan uang. 

Namun, penulis juga harus bersikap realistis. Terlebih di era pandemi. Lebih menguntungkan jadi penulis cetak atau digital sebenarnya relatif, tergantung si penulis. 

Jangan menjustifikasi pihak lain. Penulis yang cerdas adalah yang memanfaatkan segala kesempatan yang bisa ia raih dan berusaha sebaik mungkin menyebarkan tulisan seluas-luasnya.

Indonesia memiliki penulis-penulis yang aktif baik di platform maupun industri cetak. Sebut saja, Titi Sanaria, Eve Shi, Honey Dee. Mereka adalah contoh penulis-penulis yang fleksibel dalam memanfaatkan perkembangan zaman.

Semakin banyak penulis yang fleksibel dan memanfaatkan peran platform menulis dan penerbit buku cetak secara maksimal, perihal lebih menguntungkan jadi penulis cetak atau digital tak perlu lagi diperdebatkan. Jika penulis mampu mengambil kedua jalan: menjadi penulis cetak dan digital, akan jauh lebih bagus bagi perkembangan kariernya. 

Penulis jadi lebih dikenal pembaca platform maupun pembaca cetak. Dari bertemunya dua tipe pembaca ini, baik penerbit maupun platform akan saling diuntungkan karena pembaca setia akan mengikuti ke mana pun penulis menerbitkan karyanya.

Pada akhirnya, menjadi penulis produktif dan terkenal akan memperluas rantai literasi di Indonesia mengikuti pola perkembangan zaman tanpa mengurangi yang sudah ada. Yang perlu penulis tekankan pada dirinya hanya tetap berkarya apa pun yang terjadi saat ini dan di masa depan, apa pun atau di mana pun media penyampaiannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun