Mohon tunggu...
Chistofel Sanu
Chistofel Sanu Mohon Tunggu... Konsultan - Indonesia Legal and Regulation Consultant On Oil and Gas Industry

Cogito Ergo Sum II Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin II https://www.kompasiana.com/chistofelssanu5218

Selanjutnya

Tutup

Politik

Figur Publik Israel, Eks Pembelot Soviet: Amerika Masih Awam tentang Perang Asimetris

12 Maret 2022   20:05 Diperbarui: 12 Maret 2022   20:24 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Barat Memang tidak masuk akal menuduh Israel sebagai pelanggar hak asasi manusia.

Tantangan besar yang dihadapi dunia beradab adalah bagaimana mempertahankan diri sambil tetap bersikap manusiawi. Dia harus mencapai keseimbangan yang sulit tetapi perlu antara melindungi dirinya dari serangan dan terus mematuhi nilai-nilai etika intinya.

Israel menghadapi tantangan ini. Amerika bahkan mundur dan tidak berani mencoba sejak Obama menolak janjinya untuk memberlakukan zona larangan terbang di atas Suriah, Amerika Serikat mulai memberi sinyal kepada musuh-musuhnya bahwa mereka tidak akan lagi berjanji kepada rakyatnya untuk berjuang dan mati demi kebebasan.

Sebaliknya, Amerika dan Barat telah mengatakan satu sama lain bahwa perang tidak menyelesaikan apa-apa.

Terhadap mereka percaya bahwa kekerasan menyelesaikan segalanya, dogma Barat ini memungkinkan orang-orang fanatik untuk menang sementara orang-orang tak berdosa dibunuh atau diperbudak.

Dunia Barat memiliki ilusi yang sama yang menuntut lebih banyak tindakan untuk melindungi Ukraina yang mendukung orang Arab Palestina dari membantai orang Israel.

Dan dunia Barat yang sama juga yang sekarang acuh tak acuh terhadap bantuan AS ke Iran yang akan memfasilitasi genosida nuklirnya terhadap orang-orang Yahudi.

Politisi Irael Nathan Sharansky mengajarkan kita bahwa jika seseorang membawa pisau ke medan perang, pisau itu perlu dinetralisir sebelum mereka dapat menggunakannya . Karena jika tidak, dia akan melakukannya. 

Itulah pelajaran yang seharusnya dipelajari Barat pada tahun 1939. Tapi ternyata tidak. Ukraina sekarang membayar harganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun