Mohon tunggu...
Silvi Tirawaty
Silvi Tirawaty Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kenapa Harus Resign?

30 Agustus 2016   21:36 Diperbarui: 30 Agustus 2016   23:57 2358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila memang terjadi salah satu atau lebih kondisi di atas yang merupakan alasan untuk resign, ini saatnya kita memikirkan dan mempertimbangkannya matang-matang. Apapun alasannya, pastikan kita melakukan hal-hal berikut:

  • Berdoa pada Yang Maha Kuasa untuk memberi petunjukkNya pada keputusan yang akan kita buat.
  • Tidak gegabang dan berpikiran sempit dalam memutuskannya, jangan memutuskan karena emosi sesaat. Pastikan keputusan yang kita buat tidak lantas merugikan kedepannya dan menyesal.
  • Bandingkan dan bayangkan situasi bekerja di luar tempat kita bekerja saat ini, apakah memang akan lebih baik
  • Diskusikan hal ini dengan keluarga dan teman-teman kepercayaan dan dapatkan masukan mereka untuk bahan pertimbangan dalam memutuskan, tapi jangan terlalu terhanyut mendengarkan pendapat orang lain.

Jika setelah melalui proses pemikiran yang matang, Anda lantas memutuskan untuk tidak resign, sebaiknya:

  • Tetap terbuka untuk kesempatan lain yang tersedia, pertimbangkan dengan matang dan profesional
  • Explore kemungkinan kesempatan lain di tempat bekerja saat ini, bisa jadi dengan rotasi pekerjaan, masalah yang sedang dihadapi akan segera teratasi.
  • Mencoba lebih menikmati situasi bekerja di tempat bekerja saat ini

Jika ternyata Anda memutuskan untuk tetap resign, langkah berikut perlu dilakukan:

  • Tetap bina hubungan dengan tempat bekerja lama, ada istilah jangan membakar jembatan, kita tidak tau mungkin suatu saat kita perlu menyebrangi jembatan yang sama.
  • Meskipun demikian, kita tetap wajib Move On. Keputusan sudah dibuat, fokus lah pada kesempatan baru di tempat baru

Pengalaman Saya Bekerja

Bercermin pada pengalaman sendiri, saya sudah bekerja hampir 20 tahun di 3 tempat yang berbeda. Saya memang bukan termasuk “kutu loncat” yang aktif, tapi pengalaman di 3 tempat berbeda rasanya sudah memberikan pengalaman yang kaya bagi saya.

Menjawab pertanyaan di atas mengenai alasan dan tujuan saya bekerja, ternyata mengalami pergeseran dari waktu ke waktu. Ketika saya lulus kuliah S1, tujuan saya bekerja lebih condong ke alasan no 3. Memang cukup ideal ya, tapi rasanya tidak berlebihan bila kita ingin mengamalkan ilmu yang kita pelajari untuk memberikan manfaat bagi orang lain, membuat kita merasa berguna bagi orang lain.

Setelah 3 tahun bekerja di tempat pertama (sebuah konsultan lingkungan), “lapangan bermain” terasa semakin sempit, dan saya membutuhkan “lapangan” yang lebih besar. Saya ingin bekerja di tempat yang memberikan tantangan yang lebih besar. Pikiran tentang resign mulai menghampiri.

Kenapa harus resign? Pertanyaan di awal tulisan ini pun datang, saat itu saya berpikir ada beberapa alasan saya resign,

  • Tujuan saya bekerja sudah bergeser mejadi keinginan untuk mengaktualisasikan diri, saya ingin pengakuan bahwa saya mampu melakukan tugas yang lebih menantang
  • Saya ingin mendapatkan kepastian karir yang lebih jelas, dan tempat bekerja yang lebih mengedepankan profesionalisme.

Lompatlah saya ke perusahaan kedua, sebuah perusahaan multinasional terkemuka. Tujuan saya bekerja sebagai bentuk aktualisasi diri ternyata dapat diakomodir sepenuhnya di perusahaan ini, berbagai pencapaian saya raih dan mendapatkan penghargaan tingkat lokal maupun internasional. Tidak terasa saya berkarir 13 tahun di perusahaan tersebut.

Lantas kenapa juga harus resign? Kali ini tidak mudah menjawab pertanyaan yang sama ini. Butuh pemikiran dan perenungan selama 2 tahun hingga akhirnya saya menemukan jawabannya. Dan inilah alasan saya resign dari pekerjaan kedua:

  • Tujuan saya bekerja ternyata bergeser lagi, pengejaran aktualisasi diri tidak lagi memotivasi saya. Mencari aktulisasi diri ternyata pengejaran yang tak pernah berakhir, seperti atlet yang berlatih setiap hari, di saat yang sama atlet lain pun melakukan latihan yang sama bahkan bisa jadi lebih giat dari kita, jadi tidak ada jaminan kita akan selalu menang dalam pertandingan. Saya ingin kembali berbagi, melayani dan menjadi bermanfaat bagi orang banyak dan masyarakat luas sebagai tujuan saya bekerja.
  • Saya memiliki proritas baru untuk lebih fokus pada keluarga terutama anak bungsu yang masih balita. Ibu bekerja memang selalu dihadapkan pada banyak pilihan, saya yakin saya tidak sendirian dalam situasi seperti ini.

Pindahlah saya ke tempat kerja ketiga, perusahaan keuangan lokal yang sedang berkembang, dengan posisi yang lebih strategis dan kewenangan yang lebih besar, saya memiliki kesempatan untuk menciptakan manfaat bagi orang banyak, menyediakan dana modal mikro bagi masyarakat kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun