Mohon tunggu...
Chintya Tedjaatmadja
Chintya Tedjaatmadja Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Saya adalah seorang Dokter. Saat ini sedang menjalani pendidikan Dokter Spesialis Gizi Klinik di Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Diet Autoimmune Protocol, Apakah Manjur?

19 Juni 2022   15:00 Diperbarui: 19 Juni 2022   15:07 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis : dr. Chintya Tedjaatmadja, dr. Wiji Lestari, M.Gizi, SpGK
Departemen Ilmu Gizi FKUI RSCM

Saat ini kita mulai sering mendengar istilah penyakit autoimun. Ini adalah kondisi dimana sel imun tubuh menyerang sel-sel tubuh yang sehat. Terdapat lebih dari 80 tipe penyakit autoimun yang dapat menyerang berbagai bagian tubuh. Pada dasarnya, penyakit autoimun tidak dapat sembuh secara sempurna, namun gejala-gejalanya dapat dikendalikan.

Penanganan penyakit autoimun ini cukup sulit, sehingga perlu penanganan secara holistik yang salah satunya adalah pengaturan diet. Berbagai jenis diet untuk pengidap autoimun banyak beredar di dunia maya diantaranya diet bebas gluten, diet mediteranian, hingga yang baru-baru ini banyak dibicarakan adalah diet autoimmune protocol (AIP). Apa sebetulnya diet AIP ini? Dan apakah manjur untuk mengontrol penyakit autoimun?

Tujuan dari diet pada autoimun adalah untuk menurunkan peradangan, nyeri, dan gejala-gejala yang timbul lainnya. Banyak orang yang sudah mencoba menjalani diet AIP dan merasakan manfaat untuk kondisi autoimunnya. Penelitian terbaru mengatakan bahwa adanya kerusakan lapisan usus menyebabkan banyaknya kuman-kuman dan organisme lain sehingga mudah masuk dan memicu respon dari penyakit autoimun. 

Beberapa jenis makanan dikatakan dapat meningkatkan risiko terjadinya kerusakan tersebut. Prinsip dari diet AIP adalah untuk menghindari makanan –makanan tersebut dan menggantinya dengan jenis yang lebih sehat untuk usus.

Pada dasarnya, diet AIP ini serupa dengan diet paleo, dimana ada tipe-tipe makanan yang dapat dikonsumsi dan sebaiknya dihindari. Diet AIP terdiri dari dua fase, yaitu: fase eliminasi dan fase pemeliharaan.

Fase Eliminasi

Fase eliminasi perlu dijalani selama enam minggu. Pada fase ini, yang dilakukan adalah menghindari makanan-makanan seperti biji-bijian, produk susu, telur, kopi, alkohol, kacang-kacangan, biji-bijian, sayur dalam golongan Solanaceae (terong, paprika, kentang, tomat), gula buatan, minyak-minyakan, obat anti inflamasi non steroid, dan pengawet makanan.

Pada fase ini, yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah bahan makanan seperti daging (sebaiknya yang grass-fed), ikan-ikanan, sayur (kecuali golongan Solanaceae), buah, makanan yang difermentasi (kombucha, kimchi, kefir), bone broth, dan teh.

Selain mengatur pola makan tersebut, tentunya penting juga untuk memperbaiki gaya hidup dengan menghindari stres, istirahat yang cukup dan tetap melakukan aktifitas fisik. Umumnya, orang dengan autoimun yang sudah menjalani diet AIP ini akan merasakan manfaatnya dalam tiga minggu pertama.

Fase Pemeliharaan

Fase pemeliharaan dapat dimulai ketika sudah ada perkembangan dan perbaikan dari gejala yang dialami.  Pada fase ini, makanan-makanan yang awalnya dihindari mulai diperkenalkan kembali satu persatu berdasarkan toleransi dari tiap orang.

Tujuan dari fase ini adalah untuk mengidentifikasi makanan yang dapat menimbulkan gejala ulang. Sebaiknya kita mencoba satu jenis makanan dan memberikan jeda lima hingga tujuh hari sebelum mencoba jenis makanan lainnya. Hal ini akan memudahkan kita untuk melihat efek dari makanan tersebut terhadap gejala yang mungkin muncul. 

Makanan yang akan dicoba kembalipun harus diberikan pada jumlah yang kecil terlebih dahulu dan bila responnya positif maka dapat kita lanjutkan pemberiannya.

Diet AIP ini mulai menjadi sorotan karena potensinya dalam membantu terapi autoimun. Meski demikian, dalam menjalani diet AIP ini sebaiknya kita berkonsultasi terlebih dahulu ke Dokter Spesialis Gizi atau profesional lainnya. Banyaknya restriksi makanan pada diet AIP ini beresiko membuat kekurangan nutrisi bila tidak dijalankan dengan benar. 

Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam menjalani diet AIP terutama untuk mereka yang dalam kondisi malnutrisi maupun hamil dan menyusui.

Referensi

  • Abbott R, Sadowski A, Alt A. Efficacy of the Autoimmune Protocol Diet as Part of a Multi-disciplinary, Supported Lifestyle Intervention for Hashimoto’s Thyroiditis. Cureus. 2019;.
  • Chandrasekaran A, Groven S, Lewis J, Levy S, Diamant C, Singh E et al. An Autoimmune Protocol Diet Improves Patient-Reported Quality of Life in Inflammatory Bowel Disease. Crohn's & Colitis 360. 2019;1(3).
  • Konijeti G, Kim N, Lewis J, Groven S, Chandrasekaran A, Grandhe S et al. Efficacy of the Autoimmune Protocol Diet for Inflammatory Bowel Disease. Inflammatory Bowel Diseases. 2017;23(11):2054-2060.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun