Mohon tunggu...
Chintya Gayatri
Chintya Gayatri Mohon Tunggu... Auditor - Gemar menulis, berdiskusi, dan sedikit keras kepala.

Cinta mati film aksi, makanan pedas, dan keju.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pandemi Merundung, Wajah Stabilitas Ekonomi Dunia Bersedih: Nenek Moyang Menghibur?

20 Mei 2020   21:40 Diperbarui: 20 Mei 2020   21:45 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah berulang kali saya katakan bahwa keadaan di tengah pandemi ini memaksa kita untuk memperhitungkan segala yang kita butuh bukan dengan mengesampingkan yang kita mau. Ditambah lagi, jumlah jam kerja dibatasi sehingga beberapa karyawan harus mengalami pemotongan penghasilan atau bahkan sebagian besar terkena PHK.

Jadi, saya memasukkan anggaran 30% keinginan + 10% dari anggaran tabungan ke dalam skema kebutuhan. Sehingga, pada saat saya hanya memegang dua peranan penting penghasilan, yaitu sebagai pemenuh kebutuhan dan penyelamat tabungan.

Anggaran Kebutuhan Setelah Ditambah Anggaran Keinginan dan Tabungan : 50% + 30% + 10% = 90%

Disini saya membagi kebutuhan berdasarkan skala paling besar,

a. Anggaran Kebutuhan sebesar 50% digunakan untuk membayar cicilan motor, tagihan air dan listrik.

b. Anggaran Kebutuhan sebesar 30% digunakan untuk membeli kebutuhan pangan, tentu yang pertama ialah beras, gas, dan air minum. Disini saya juga menyarankan untuk membeli bahan makanan yang bisa dikonsumsi dalam jangka panjang seperti telur dan frozen food

c. Anggaran Kebutuhan sebesar 10% digunakan untuk membeli personal care. Dalam upaya pencegahan penyebaran virus corona, komoditas seperti masker, hand sanitizer, dan vitamin bertransformasi menjadi kebutuhan saat ini. Maka dari itu, barang-barang tersebut masuk ke dalam anggaran kebutuhan saya dan keluarga.

Dan, sisa 10% dari penghasilan digunakan untuk mengisi tabungan, walaupun dalam jumlah yang lebih sedikit, setidaknya nasib tabungan masih bisa diselamatkan.

Hal yang perlu kita ingat adalah, kita sedang berperang melawan sebuah wabah besar. Bukan hanya menyulitkan satu negara, namun seluruh dunia. Di sinilah peran kita dituntut untuk tetap berpijak pada kemanusiaan, saling membantu dan mengingatkan sesuai dengan amalan nilai luhur pancasila pada sila kedua. 

Bersikap kooperatif dengan pemerintah untuk tetap berada di rumah jika tidak didesak keperluan yang terlalu penting, serta mendukung kinerja tenaga medis dengan menaati protocol kesehatan yang telah ditetapkan, sebagaimana kandungan sila keempat dalam Pancasila kita, tentu juga ini berlaku bagi seluruh aparatur negara dan daerah sebagai perantara bantuan bagi masyarakat untuk berpegang teguh pada keadilan. Dan, nilai-nilai tradisi bangsa Indonesia lainnya yang mampu menguatkan pertahanan nasional kita. Kita tidak bisa memaksa seluruh keadaan baik-baik saja, tetapi setidaknya kita telah berproses dalam mencegah terjadinya kondisi yang lebih buruk lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun