Mohon tunggu...
Chintya Ayu Artametia
Chintya Ayu Artametia Mohon Tunggu... Lainnya - KKN UPI 2021

KKN Tematik Pencegahan dan Penanggulangan Dampak Covid-19 di Bidang Pendidikan Efektivitas Pembelajaran Daring Yang Interaktif Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Tengah Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar Negeri Mega Eltra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandemi Tidak Menghalangi Peserta Didik SDN Mega Eltra Mengikuti FLS2N

28 Juli 2021   16:24 Diperbarui: 28 Juli 2021   16:46 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Wiwi Wihartini saat mendampingi Fitri Ramadani mengikuti lomba bernyanyi FLS2N  (Dokpri)

Pendidikan merupakan kunci utama keberhasilan pembangunan di segala bidang, dan kualitas pendidikan serta sumber daya manusia harus ditingkatkan dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Penyelenggaraan FLS2N merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan jiwa seni siswa berkebutuhan khusus, karena melalui FLS2N akan menumbuhkan kecintaan terhadap seni sehingga menginspirasi mereka untuk melestarikan seni Indonesia dan kekayaan budaya bangsa. Mereka juga diharapkan mampu mengembangkan ide dan kreativitasnya di bidang seni sejak usia dini hingga usia lanjut, sehingga meningkatkan rasa percaya diri akan kemampuannya.

Pada masa Pandemi ini, SDN Mega Eltra adalah salah satu sekolah yang berupaya tetap aktif mengikuti lomba-lomba yang diadakan Pemerintah. Dalam prosesnya, Wiwi Wihartini,S.Ag.,M.Pd selaku kepala sekolah SDN Mega Eltra  yang mendampingi peserta didiknya secara langsung. Beliau sendiri merasakan dampak pandemi terhadap aktivitas siswa dibidang akademik maupun non-akademik.  Salah satu dampak yang dirasakan oleh beliau adalah tidak dapat mengikuti lomba yang biasanya diikuti tiap tahunnya dikarenakan tidak dapat melakukan pendampingan peserta didik  secara rutin dalam persiapannya.

"Biasanya kami mengirimkan (peserta didik dalam kegiatan lomba FLS2N), ada pantomim, ada nari. Ya, karena (pandemi) kita tidak bisa melatih siswa tersebut. Jadi, kita cuma satu fokus pada bernyanyi solo",tuturnya.

Meskipun begitu, beliau tidak kehilangan akal untuk memberikan bimbingan kepada peserta didiknya dalam persiapan. Beliau tetap berupaya mendapatkan update terkait progress peserta didik berlatih persiapan lomba. 

"Jadi, kalau latihan memang di rumah. Setelah seminggu, saya panggil ke sekolah untuk melihat penampilan yang sebenarnya bagaimana dan diberikan arahan. Dia (Fitri) suka mengirimkan video latihan dari rumahnya. Dan setiap minggunya semakin bagus", tuturnya.

Usaha tidak mengkhianati hasil. SDN Mega Eltra adalah satu-satunya Sekolah Dasar Negeri yang masuk kedalam Top 3.  Beliau tidak menyangka peserta didiknya ini mendapatkan juara 3 tingkat kecamatan dimana Fitri yang masih duduk dibangku kelas 3 SD harus bersaing dengan siswa yang rata-rata kelas 4 sampai 6 SD.  Apalagi, ini adalah pengalaman pertama Fitri mengikuti lomba bernyanyi FLS2N. 

"Meskipun Fitri gagal mendapatkan juara tingkat kota, ini adalah pengalaman berharga untuk  Fitri. Bahwa setiap tingkatan lomba, saingannya lebih luas. karena yang dipilih (menjadi peserta setiap tingkatan) hanya dari juara 1,2,3 saja untuk ke tingkat selanjutnya",tuturnya.

Kegiatan sekolah daring mungkin dapat membuat siswa mengalami penurunan motivasi dalam hal akademik maupun non-akademik. Beliau menyebut, peserta didiknya memiliki motivasi yang tinggi dikarenakan adanya peran orang tua. 

"Karena Fitri itu punya talenta baik dibidang akademik maupun non-akademik. Jadi, saya tidak memberikan motivasi yang gimana-gimana. Fitri itu memang semangat terus. Dan ibunya juga mendukung banget. Kalau kita mendukung siswa, tetapi ibunya tidak mendukung  ya percuma gitu", tuturnya.

Fitri Ramadani (10 Tahun), memiliki semangat belajar yang tinggi. Ia tidak mengalami penurunan motivasi belajar selama pembelajaran daring. Kendati demikian, ia berharap ia dapat merasakan kembali pembelajaran luring dan bertemu dengan ibu guru dan teman sebayanya. Ia juga sudah pernah mengikuti lomba calistung tingkat kecamatan sejak kelas 1 SD, meskipun ia belum mendapatkan juara, semangatnya tidak surut.

"Ya (semangat terus), karena ingin menjadi dokter", tuturnya.

Fitri bersama Ibundanya (Dokpri)
Fitri bersama Ibundanya (Dokpri)

Garlynha DesySanthica, Ibunda dari Fitri mengaku bahwa selama ini beliau tidak memberikan motivasi yang berlebihan. Ia juga tidak pernah menuntut anaknya untuk fokus didalam satu bidang. Beliau selalu membebaskan anak-anaknya untuk mengeksplorasi segala macam kegiatan secara mandiri terlebih dahulu. Menurut beliau, peran orang tua hanya mengawasi dan menegur bila anaknya membuat suatu kesalahan.

"Ya, dia (Fitri) memang sudah dari kecil ditanamkan untuk disiplin dan mandiri. Setiap pulang sekolah, saya ingatkan untuk menyimpan tas dan mengerjakan tugas sekolah sebelum melakukan aktivitas lainnya. Tapi kalau dia (fitri) capek, ya saya suruh dia istirahat dulu. Nanti sore atau malamnya, dia mengerjakan tugas sekolah. dia malah takut kalau tugas sekolah menumpuk. Alhamdulillah, dia selama sekolah mau daring atau luring gak ada keluhan yang gimana-gimana", tuturnya.

Dari penuturan beliau, beliau hanya memberikan dukungan dan bimbingan kepada anak-anaknya. Selama proses latihan FLS2N, beliau hanya mengingatkan Fitri untuk berlatih bernyanyi disela-sela waktu senggangnya dan tidak memaksa anak untuk berlatih setiap hari. Dengan pengalaman yang dimilikinya dalam bidang bernyanyi, beliau dapat mengarahkan Fitri dalam berlatih.

"Ya, kalau saya gak pernah memaksakan Fitri untuk berlatih setiap hari. Saya melihat kondisinya Fitri dulu. Setiap berlatih, saya minta Fitri untuk bercemin dan mulai menirukan gerakan-gerakan yang sekiranya cocok dengan lagu dan nyaman untuk dipraktekkan. Selama latihan juga, saya membiarkan Fitri untuk mengeksplorasi secara mandiri sebelum saya berikan arahan gimana nih gerakan ataupun nada yang benarnya", tuturnya.

Fitri tampak tenang  selama mengikuti lomba FLS2N meskipun ia bisa dibilang peserta paling muda diantara yang lainnya. Dari penuturan sang Ibunda, beliau sangat khawatir jika Fitri mengalami demam panggung karena beliau tidak dapat masuk ke area lomba. Setiap latihan maupun beliau sudah mengingatkan Fitri bahwa lomba yang ia ikuti adalah pengalaman, kalau menang berarti bonus. 

"Ya, sebenarnya saya hanya bilang pokoknya yang tenang, jangan pikirin menang juara 1,2,3. yang penting udah bisa tampilin yang terbaik. pokoknya kalau menang itu bonus, kalau kalah jangan nge-down, karena masih ada kesempatan satu ataupun dua tahun kedepan",tuturnya.

Pendidikan di rumah maupun di sekolah sangat berpengaruh kepada mental anak itu sendiri. Fitri adalah salah satu contoh anak yang dibentuk untuk memiliki mental yang kuat oleh lingkungannya. Peran orang tua dan pihak sekolah sangatlah penting dalam perkembangan anak itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun