"Ya (semangat terus), karena ingin menjadi dokter", tuturnya.
Garlynha DesySanthica, Ibunda dari Fitri mengaku bahwa selama ini beliau tidak memberikan motivasi yang berlebihan. Ia juga tidak pernah menuntut anaknya untuk fokus didalam satu bidang. Beliau selalu membebaskan anak-anaknya untuk mengeksplorasi segala macam kegiatan secara mandiri terlebih dahulu. Menurut beliau, peran orang tua hanya mengawasi dan menegur bila anaknya membuat suatu kesalahan.
"Ya, dia (Fitri) memang sudah dari kecil ditanamkan untuk disiplin dan mandiri. Setiap pulang sekolah, saya ingatkan untuk menyimpan tas dan mengerjakan tugas sekolah sebelum melakukan aktivitas lainnya. Tapi kalau dia (fitri) capek, ya saya suruh dia istirahat dulu. Nanti sore atau malamnya, dia mengerjakan tugas sekolah. dia malah takut kalau tugas sekolah menumpuk. Alhamdulillah, dia selama sekolah mau daring atau luring gak ada keluhan yang gimana-gimana", tuturnya.
Dari penuturan beliau, beliau hanya memberikan dukungan dan bimbingan kepada anak-anaknya. Selama proses latihan FLS2N, beliau hanya mengingatkan Fitri untuk berlatih bernyanyi disela-sela waktu senggangnya dan tidak memaksa anak untuk berlatih setiap hari. Dengan pengalaman yang dimilikinya dalam bidang bernyanyi, beliau dapat mengarahkan Fitri dalam berlatih.
"Ya, kalau saya gak pernah memaksakan Fitri untuk berlatih setiap hari. Saya melihat kondisinya Fitri dulu. Setiap berlatih, saya minta Fitri untuk bercemin dan mulai menirukan gerakan-gerakan yang sekiranya cocok dengan lagu dan nyaman untuk dipraktekkan. Selama latihan juga, saya membiarkan Fitri untuk mengeksplorasi secara mandiri sebelum saya berikan arahan gimana nih gerakan ataupun nada yang benarnya", tuturnya.
Fitri tampak tenang  selama mengikuti lomba FLS2N meskipun ia bisa dibilang peserta paling muda diantara yang lainnya. Dari penuturan sang Ibunda, beliau sangat khawatir jika Fitri mengalami demam panggung karena beliau tidak dapat masuk ke area lomba. Setiap latihan maupun beliau sudah mengingatkan Fitri bahwa lomba yang ia ikuti adalah pengalaman, kalau menang berarti bonus.Â
"Ya, sebenarnya saya hanya bilang pokoknya yang tenang, jangan pikirin menang juara 1,2,3. yang penting udah bisa tampilin yang terbaik. pokoknya kalau menang itu bonus, kalau kalah jangan nge-down, karena masih ada kesempatan satu ataupun dua tahun kedepan",tuturnya.
Pendidikan di rumah maupun di sekolah sangat berpengaruh kepada mental anak itu sendiri. Fitri adalah salah satu contoh anak yang dibentuk untuk memiliki mental yang kuat oleh lingkungannya. Peran orang tua dan pihak sekolah sangatlah penting dalam perkembangan anak itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H