Survei Kesehatan Indonesia 2023 yang mengungkap penurunan tentang stunting telah diumumkan secara resmi pada 25 April 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka stunting hanya turun sebesar 0,1 % , dari 21,6 % pada tahun 2022 menjadi 21,5 persen pada tahun 2023. Saat ini , pemerintah tengah berupaya memenuhi target angka stunting tahun 2024 yang ditetapkan mulai dari 14 persen. Angka stunting paling realistis yang dapat dicapai tahun ini adalah antara 18 dan 19 persen . Salah satu faktor yang paling memengaruhi tumbuh kembang anak adalah status gizinya. Maka dari itu, orang tua perlu memahami apa itu stunting dan mengenali gejalanya agar dapat melakukan pencegahan yang tepat dari sekarang.
Pemerintah menyadari tentang stunting akan lebih cepat diatasi jika bantuan pangan diikuti dengan perbaikan pola hidup dan kondisi lingkungan tempat tinggal. Stunting bukan hanya masalah makanan, tapi juga berkaitan dengan kesehatan lingkungan dan ketersediaan air bersih.
Apa Itu Stunting?
suatu masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi sehingga menghambat tumbuh kembang anak. Selain itu, stunting merupakan salah satu penyebab menurunnya kesehatan anak sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan anak dan penyebab tinggi badan anak terlambat sehingga lebih rendah dibandingkan anak seusianya. Oleh karena itu, Stunting sering disebut sebagai " gagal tumbuh". Dengan kata lain jika seorang anak mengalami stunting atau pendek sejak lahir, maka pertumbuhannya akan terus melambat pertumbuhannya sampai mereka dewasa.
Program stunting di Indonesia dilaksanakan melalui intervensi yang sensitif . Tujuan intervensi ini adalah untuk memastikan masalah stunting. Intervensi spesifik yang dilakukan Kementerian Kesehatan antara lain imunisasi , pemberian vitamin A, posyandu, dan Program Makanan Tambahan ( PMT) untuk anak - anak dan ibu hamil.
Ciri-Ciri Stunting pada Bayi
1. Pertumbuhan Melambat
Salah satu ciri stunting pada bayi dapat dilihat dari pertambahan panjang atau tinggi badannya. Jadi, ketika pertumbuhannya tidak sesuai dengan standar bayi yang lain bisa saja mengalami stunting. Untuk memastikan pertumbuhan badannya sudah sesuai kurva pertumbuhan, anak perlu mendapatkan pemeriksaan fisik rutin di dokter atau rumah sakit. Pemeriksaan ini sudah termasuk pengukuran berat badan dan lingkar kepala bayi.
2. Pertumbuhan Gigi Terlambat
Selain pertumbuhan panjang dan tinggi badan, keterlambatan pertumbuhan gigi juga dapat menjadi salah satu indikasi kondisi stunting pada bayi.
Umumnya, bayi akan mulai tumbuh gigi saat berusia 8-14 bulan dan berakhir saat usia 5-6 tahun. Keterlambatan tumbuh gigi juga dapat disebabkan oleh gangguan pada gusi atau tulang rahang.
3. Keterlambatan Perkembangan Kognitif
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One menunjukkan bahwa anak stunting memiliki performa yang lebih rendah dalam mengingat, proses pengambilan keputusan, tes kemampuan visual-spasial (kemampuan anak dalam memahami, menganalisis, serta mengerti informasi di sekeliling mereka menggunakan penglihatan).
4. Mudah Terserang Penyakit
Bayi yang mudah sakit ternyata juga bisa meenandakan ia mengalami kekurangan gizi. Bila kekurangan gizi ini dibiarkan terus terjadi, kondisi si Kecil bisa berkembang menjadi stunting. Menurut sebuah studi dari Frontiers in Immunology tahun 2022, anak-anak yang mengalami stunting memiliki risiko yang lebih besar terhadap komplikasi serius akibat penyakit infeksi. Ini terjadi karena malnutrisi dapat menyebabkan penurunan fungsi kekebalan tubuh.
Penyebab Stunting pada Bayi dan Anak
Stunting sebagian besar disebabkan oleh masalah kekurangan gizi kronis secara berkelanjutan dalam jangka panjang (dari kehamilan sampai usia 24 bulan)
Faktor-faktor keterlambatan tumbuh kembang bayi adalah sebagai berikut:
1.Kesehatan dan gizi ibu saat hamil kurang baik
2.Asupan makanan anak yang tidak memadai;
3.Infeksi penyakit
4.Secara khusus, status gizi dan Kesehatan ibu hamil meliputi sebelum, selama, dan setelah kehamilan yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
Faktor lain dari sisi ibu yang dapat menyebabkan stunting meliputi, jarak kelahiran terlalu dekat, dan kehamilan remaja yang mengganggu asupan nutrisi ke janin. Hal ini dikarenakan adanya kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan ibu yang masih remaja.
Faktor lainnya dari segi nutrisi meliputi asupan makanan untuk anak yang tidak memadai, termasuk pemberian ASI yang belum optimal (non-eksklusif ASI) dan makanan pendamping ASI yang terbatas dalam kuantitas
Cara Mencegah Stunting pada Bayi
pertumbuhan dan perkembangan anak sebenarnya sudah berlangsung sejak ibu masih mengandung hingga anak berusia 2 tahun nanti.
Memperhatikan tumbuh kembang anak merupakan hal yang penting sebagai salah satu cara mencegah stunting pada bayi.
Terlebih di fase 1000 Hari pertama kehidupan adalah periode penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebab, pada periode ini organ-organ vital seperti tulang, otak, jantung, kaki, dan tangannya mulai terus berkembang. Seorang ibu perlu mengetahui berbagai cara pencegahan agar anak tidak mengalami stunting.
Cara mencegah stunting pada anak
1. Periksakan Kehamilan Secara Rutin
Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan dimulai sejak awal kehamilan sampai anak berusia 2 tahun. Sangat penting bagi ibu melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin dan memperhatikan asupan makanan sehat dan bergizi seimbang pada masa kehamilan.
2. Perhatikan Tumbuh Kembang Bayi
Dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan bayi secara rutin setiap sebulan sekali membawa bayi ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain seperti posyandu.
3. Berikan MPASI berprotein
Protein terutama dari sumber hewani harus ada dalam MPASI bayi sejak awal pemberiannya karena kandungan asam aminonya yang lengkap dan paling dibutuhkan anak untuk mencapai tinggi optimalnya. Anak yang makan makanan yang mengandung protein memiliki pertumbuhan badan yang lebih tinggi dibanding dengan anak yang jarang makan protein. Sumber protein hewani bisa dari daging sapi, daging ayam, hati ayam, dan telur.
4. Menjaga Kebersihan Lingkungan
Stunting bisa terjadi karena faktor eksternal salah satunya kebersihan lingkungan. Lingkungan yang kotor juga bisa menyebabkan si Kecil rentan terkena penyakit.
https://images.app.goo.gl/ARfFM6CxmJEz8wPJ9Â
https://news.detik.com/kolom/d-7327582/rendahnya-penurunan-stunting
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H