Mohon tunggu...
Sadzikri
Sadzikri Mohon Tunggu... Pelajar -

Pelajar SMA | Sejarah adalah pelajaran favorit saya | Menyukai politik karena politik itu seni realis terbaik | Juga seorang penggemar budaya pop Jepang

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pembakaran Bendera dan Aksi Massa Skala Nasional

24 Oktober 2018   21:16 Diperbarui: 24 Oktober 2018   21:36 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera bertuliskan kalimat Tauhid (sumber: merdeka.com)

Insiden ini juga terjadi menjelang Pemilihan Umum 2019 dan Pemilihan Presiden 2019. Partai-partai politik sudah mulai bergerak untuk mencari dukungan terhadap calon legislatif maupun calon presien yang mereka usung. Tidak heran jika kejadian atau insiden tertentu dapat dijadikan sarana kampanye atau propaganda partai politik secara tidak langsung melalui aksi massa.

Namun, insiden kali ini menimbulkan multi tafsir mengenai makna bendera tersebut: apakah bendera itu adalah bendera bertuliskan kalimat Tauhid semata atau bendera tersebut merupakan Bendera Hizbut Tahrir Indonesia, yang merupakan organisasi terlarang di Indonesia, yang kebetulan menggunakan kalimat Tauhid di benderanya? Perkembangan politik dan opini publik pasca-Aksi Bela Islam 2016 juga memengaruhi hal ini.

Lagi pula, dalam Islam (terutama mazhab Syafii yang umum di Indonesia) diajarkan bahwa untuk menjaga kesucian suatu mushaf (lembaran) Alquran maka lebih baik agar mushaf tersebut dibakar hingga jadi abu daripada dibuang atau disobek sehingga dianggap menghinakan tulisan Alquran. Alasan inilah yang digunakan oknum dari ormas tersebut untuk membakar benderanya daripada dibuang ke air comberan sehingga bisa sangat menghinakan kalimat tauhid di dalamnya.

Berbagai argumen di atas mungkin dapat dijadikan prediksi bagi kita semua mengenai apakah akan ada Aksi Bela Islam gelombang kedua yang berskala nasional atau tidak. Meskipun akan ada aksi ataupun tidak, penulis berharap bahwa kita harus tetap menjaga toleransi antar umat beragama, membina persatuan dan kesatuan, serta menghindari dan mencegah munculnya hasutan-hasutan berbau SARA dan perpecahan terutama menjelang masa-masa mendekati pemilihan umum dan presiden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun