Mohon tunggu...
chilyatul jannah
chilyatul jannah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka menulis dan membaca cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Persahabatan antara Rara,Tata dan Pipo

24 Desember 2024   08:13 Diperbarui: 24 Desember 2024   08:13 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Mereka memutuskan untuk mencari sumber jeritan dari seekor hewan yang menjerit meminta pertolongan tersebut. Suaranya terdengar dari arah barat. Disana hutannya begitu lebat, mereka berdua tidak pernah melewati jalan tersebut. Mereka sempat ragu untuk melangkah kesana, tetapi akhirnya mereka sepakat untuk pergi kesana untuk menolong hewan yang malang tersebut.

 Sampailah mereka di tempat dimana asal jeritan tersebut. Mereka berdua terkejut dengan apa yang mereka lihat saat ini. Bagaimana tidak terkejut,seekor monyet yang terkena jebakan pemburu. Dengan kondisi tangan dan kaki yang di ikat kencang. Dia tidak bisa menggigit tali itu dengan mulutnya dikarenakan mulutnya yang terluka akibat panah yang melesat mengenai ujung bibirnya. Dia berteriak dengan susah payah, berharap ada hewan yang lain yang mendengarkannya dan bersedia menolong dia untuk lepas dari jebakan pemburu tersebut.

 Rara dan tata mendekati monyet tersebut. Alangkah senangnya sang monyet ketika melihat dua ekor kelinci yang mendekatinya. Akhirnya, monyet pun berkata"wahai kelinci tolonggi aku" ucapnya dengan memelas. "Iya monyet kami akan menolongmu untuk lepas dari tali ini" ucap tata. Segeralah tata dan rara menggigit tali itu dengan gigi mereka. Sedikit demi sedikit tali tersebut hamper putus, mereka menggigitnya dengan lebih kuat agar tali itu segera putus.

 Setelah hampir menghabiskan waktu 6 menit, tali yang menjerat kaki dan tangan monyet pun terlepas juga. Monyet berkata " terimakasih wahai kelinci-kelinci yang baik hati, telah menolongku untuk lepas dari tali yang menjeratku, aku tidak tau nasibku kalua seumpama kalian tidak menolongku tadi, mungkin aku akan tertangkap oleh pemburu itu". "Aku senang telah menolongmu, akhirnya kamu bisa terbebas dari tali itu" ucap rara. "Iya monyet, syukurlah kamu sudah terbebas sekarang, lain kali kamu harus hati-hati yaa, di hutan ini banyak pemburu yang mencoba untuk menangkap hewan-hewan didalamnya" imbuh tata. "terimakasih nasehatnya,kalian juga harus hati-hati" peringat monyet. "siap monyet" ucap mereka berdua kompak.

 Mereka bertiga duduk dibawah pohon rindang yang berada disana."Nama aku pipo, salam kenal ya" ucap pipo si monyet yang rara dan tata tolong. "Hai pipo aku rara kalo ini sahabatku tata" balas rara. " Hai pipo" imbuh tata. "Ngomong-ngomong tujuan kalian yang sebenarnya tadi mau kemana" tanya pipo penasaran. " kami ingin pulang pipo, tadi kami habis dari sana mencari buah-buahan hendak kami makan" saut tata. "wahh,apakah disana buahnya banyak?" tanya pipo. "Sangat banyak sekaliii,ada buah manggis, rambutan, mangga, dan buah pisang juga disana" balas rara. "Tapiii sayangnya kami berdua tadi cuma bisa makan 2 buah manggis saja, itupun buah yang sudah jatuh ditanah tapi masih bagus" ucap tata dengan raut sedih. "memangnya kenapa kalian tidak mengambilnya dari pohon saja? Kan pasti kalian bisa mendapatkan lebih banyak buah-buahan" bingung pipo." "Itu dia masalahnya pipo, kami berdua tidak bisa memanjat, lagipula pohonnya juga tinggi sekali" ucap rara. "Betul pipo, kami takut terjatuh" imbuh tata. "Kalo begitu ayo anta raku kesana, aku akan memanjatkannya sebagai bentuk ucapan terimakasihku karna kalian telah menolongku" ucap pipo dengan tulus. " Apakah kamu serius pipo?" tanya rara. "Aku serius ayo"

 Mereka kembali ke tempat dimana buah-buahan itu berada. Begitu banyak jenis buah-buahan yang begitu menggugah selera. Pipo langsung saja memanjat semua pohon buah-buahan yang ada disana. Menjatuhkan semuanya ke tanah lalu rara dan tata mengambilnya dan menjadikan satu dipinggir." Pipo buahnya sudah banyak sekali, ayo turun dan makan bersama-sama" ucap rara setelah merasa sudah banyak buah-buahan yang telah terkumpulkan.

 Pipo akhirnya turun ke bawah. Dia melihat begitu banyak buah-buahan yang ada, seperti manggis, rambutan,pepaya,mangga dan juga tak tertinggal buah dengan warna kuning kesukaannya yaitu buah pisang.Mereka nampak begitu lahap memakan semua jenis buah-buahan. Rara begitu banyak memakan buah berwarna ungu yaitu buah manggis, tata dengan mulut penuh dengan buah rambutan, dan juga pipo yang memangku 1 tundun buah pisang kesukaannya.

 Hingga tak sadar buah yang mereka makan telah habis tak tersisa, cuma tertinggal kulit dari buah tersebut. "Enak sekali buah-buahannya, aku sampai kekenyangan akibat terlalu menikmatinya" ucap rara sambil mengelus perut buncitnya. "Benar katamu rara, rasa buah-buahan tadi begitu enak dan juga manis" sahut tata. "Aku tidak tau ternyata disini ada begitu banyak buah-buahan,apalagi banyak pohon pisang kesukaanku disini, aku sangat puas tadi memakannya" ucap pipo.

 Setelah mereka bertiga memakan begitu banyak buah-buahan tadi,mereka memutuskan beristirahat sebentar disana sambil bercanda ria bersama. Pipo sangat senang telah bertemu dengan tata dan juga rara yang begitu baik hati kepadanya. Kalau saja kemarin tata juga rara tidak mendengarkan suara teriakan minta tolongnya dan membantunya terlepas dari tali itu, mungkin saja nasibnya akan malang ditangan pemburu itu. Dia tidak akan melupakan kebaikan dari mereka berdua. 

"Terimakasih rara,terimakasih juga tata, kalian telah menolongku kemarin dan juga telah mengajakku kemari memakan buah-buahan yang begitu enak dan manis" ucap pipo dengan tulus. "Sudah semestinya kita menolong sesame bukan, seharusnya kita yang berterimakasih karna bantuanmu kita jadi bisa memakan buah-buahan dari pohon yang tinggi ini" balas rara dengan tulus juga. "Iya pipo kalua saja kamu tidak ada, mungkin aku dan rara tidak akan bisa menikmati buah-buahan tadi" ucap tata. "Sama-sama,bolehkan aku menganggap kalian sebagai sahabat?" ucap pipo dengan penuh harap. "Tentu saja boleh, bukankah begitu tata?" balas rara ." Tentu saja" imbuh tata.

Akhirnya mereka berpelukan bersama dibawah pohon rindang. Mereka senang karena telah menemukan sahabat yang begitu baik dan tulus. Di hari-hari berikutnya mereka selalu bermain bersama. Kadang pula mereka bertiga menyusuri hutan untuk menemukan buah-buahan yang lain, atau sekedar bermain ditepi air terjun sambil menunggu matahari terbenam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun