Di sebuah padang rumput yang hijau ,hiduplah sekelompok kelinci. Mereka selalu pergi kemanapun dengan bersama-sama. Namun, ada seekor kelinci kecil bernama rara yang mana dia takut tertinggal oleh kawanannya ketika ingin mencari makan dikarenakan salah satu kakinya cedera akibat tertimpa ranting pohon yang tumbang.
 Cidera di salah satu kakinya itu membuat dia kesusahan ketika ingin pergi kemana-mana. Dia selalu tertinggal jauh dari kawanannya, apalagi dengan tubuhnya yang kecil.Dia termasuk kelinci paling muda diantara semuanya. Beruntungnya sang ibu selalu sabar menunggu sang anak yang jalan dengan kaki cedera.
 Suatu hari, badai besar datang. Angin menghembus dengan sangat kencang. Dedauanan terbawa angin kesana-kemari. Sekumpulan kelinci yang waktu itu sedang mencari makanan didekat tebing panik dikarenakan badai tersebut. Piko seekor kelinci Jantan yang paling tua tiba-tiba berucap " ayo cepat kita lari kedalam goa di dekat pohon mangga itu untuk berteduh". Semua kelinci dengan cepat berlari kesana, tetapi rara yang juga panik dengan tergesa-gesa berlari tanpa memperhatikan jalannya, akibatnya dia tersandung batu yang ada ditengah-tengah jalan. Dia pun kesakitan "aduhh,kakikuuu". Tata kelinci yang lebih tua darinya segera berbalik badan dan menolong rara untuk bangun. "Ayo aku bantu untuk berjalan", rara yang tidak enak pun menolak "jangan,lebih baik kamu segera lari saja berlindung di goa untuk berlindung dari badai", " aku tidak akan meninggalkan kamu dalam keadaan seperti ini,ayo aku bantu" Tata tetap kekeh ingin membantu rara yang sedang kesakitan itu. Akhirnya rara menerima bantuan dari tata dan berjalan tertatih-tatih menuju goa untuk bergabung bersama yang lainnya.
 "Nah sudah sampai","trimakasih sudah mau membantuku tadi" ucap rara dengan senyum diwajahnya. "sama-sama, kenalin aku tata" "kalo aku rara", bisakah kita mulai berteman saat ini?" tanya tata dengan penuh harap."tentu saja boleh,aku senang sekarang aku sudah punya teman,aku selalu kesepian, aku hanya ditemani oleh ibuku saja setiap hari" ucap rara tak kalah antusias.
 "Rara sayangg, kenapa dengan kaki kamu nak?" tanya sang ibu dengan raut cemas."Rara tadi tersandung batu ibu,karena rara tadi sangat takut dengan badai". " Syukurlah kamu sekarang sudah tidak apa-apa, ibu tadi sangat khawatir ketika mencarimu tetapi kamu belum masuk kedalam goa ini dengan yang lainnya" ucap sang ibu sambil mengelus wajah sang anak. "Aku tidak apa-apa ibu,tadi ada tata yang menolongku" . "Siapa tata itu nak?" tanya sang ibu."Tata teman baruku ibu, dia sangat baik sekali denganku"." Oh yaa? Ibu senang sekali mendengar kamu sudah memiliki teman baru".
 Setelah semalaman badai baru reda ketika pagi hari. Sinar matahari menyinari dalam goa yang gelap ini. Para sekelompok kelinci bangun dari tidurnya dan keluar dari dalam goa untuk pulang ke rumah yang selama ini mereka tempati, yaitu tempat didekat air terjun. Rara dengan semangat keluar dari goa bersama dengan tata sambil meloncat-loncat kegirangan. "Ibu, aku jalan bersama tata boleh?" tentu boleh sayang,tapi harus hati-hati ingatt!" okeyy ibu".
 Rara dan tata berjalan sambil sesekali meloncat-loncat dengan riang.Mereka senang karena akhirnya memiliki teman yang bisa diajak bermain. Ketika telah sampai ditempat kawasan mereka tinggal,mereka berdua mencari buah-buahan yang tak jauh dari untuk memakannya bersama.
 "Wahh buahnya banyak sekaliiiiii" ucap tata dengan mata berbinar melihat begitu banyaknya buah-buahan disini,berbeda dengan ditempat asalnya. "Disini memang banyak buah-buahan tata, ayo kita ambil untuk kita makan ditepi sungai sana" ucap rara. "Ayo rara". Mereka memperhatikan buah-buahan yang masih berada dipohon diatas sana. Ada buah manggis, rambutan, pepaya, mangga dan juga buah pisang diujung sana.
 Mereka kesusahan untuk mengambil buah-buahan tersebut. "Buahnya begitu tinggi, kita mana bisa mengambilnya" ucap rara yang sedih. "benar katamu rara, aku juga tidak bisa kalo harus memanjat pohonnya" balas tata. Rara dan Tata tampak sedih karena tidak bisa menggapai buah-buahan yang sangat menggugah selera itu. Mereka memungut 2 buah manggis yang jatuh ditanah dan masih bagus buahnya. "itu ada buah manggis yang sudah jatuh disamping batu besar" seru tata. "wahhhh, iyaa ayo kita ambil"balas rara sambil mengambil 2 buah manggis tersebut. "akhirnya kita bisa mencicipi buah manggis ini ya rara" ucap tata dengan wajah gembira". "Iya tata buah ini enak sekali" ucap rara dengan mulut belepotannya.
 Setelah kedua kelinci itu selesai memakan buah manggisnya, keduanya sepakat untuk kembali pulang ke rumah, merelakan keinginan untuk memakan aneka buah-buahan yang menggugah selera diatas pohon sana. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan, melewati kawasan hutan yang lebat. Mereka berhenti ketika menemukan aliran air kecil yang mengalir disamping mereka. " wahh ada air mengalir,kebetulan aku sedang haus , apakah kamu juga haus ta?" tanya rara. "Aju juga mau minum air yang nampak segar itu ra" ucap tata kemudian mendekat ke aliran air tersebut dan meminumnya. "hah segarnyaaaaa" ucap mereka bersamaan.
 Akhirnya mereka berdua melanjutkan perjalanan mereka kembali. Di tengah perjalanan, mereka seperti mendengar dari kejauhan jeritan seekor hewan yang meminta pertolongan." Aku seperti mendengar jeritan minta tolong" ucap rara. "Mana?" tanya tata karena dia tidak mendengarkan jeritan yang didengar oleh sahabatnya-rara. "Tolongggggg" "Itu suaranyaaa" kata rara. " Iya,aku baru mendengarkan, siapaa dia? Ayo cob akita cari tau dimana asal jeritan tersebut" ajak tata kepada rara. "Iyaa ayo".
 Mereka memutuskan untuk mencari sumber jeritan dari seekor hewan yang menjerit meminta pertolongan tersebut. Suaranya terdengar dari arah barat. Disana hutannya begitu lebat, mereka berdua tidak pernah melewati jalan tersebut. Mereka sempat ragu untuk melangkah kesana, tetapi akhirnya mereka sepakat untuk pergi kesana untuk menolong hewan yang malang tersebut.
 Sampailah mereka di tempat dimana asal jeritan tersebut. Mereka berdua terkejut dengan apa yang mereka lihat saat ini. Bagaimana tidak terkejut,seekor monyet yang terkena jebakan pemburu. Dengan kondisi tangan dan kaki yang di ikat kencang. Dia tidak bisa menggigit tali itu dengan mulutnya dikarenakan mulutnya yang terluka akibat panah yang melesat mengenai ujung bibirnya. Dia berteriak dengan susah payah, berharap ada hewan yang lain yang mendengarkannya dan bersedia menolong dia untuk lepas dari jebakan pemburu tersebut.
 Rara dan tata mendekati monyet tersebut. Alangkah senangnya sang monyet ketika melihat dua ekor kelinci yang mendekatinya. Akhirnya, monyet pun berkata"wahai kelinci tolonggi aku" ucapnya dengan memelas. "Iya monyet kami akan menolongmu untuk lepas dari tali ini" ucap tata. Segeralah tata dan rara menggigit tali itu dengan gigi mereka. Sedikit demi sedikit tali tersebut hamper putus, mereka menggigitnya dengan lebih kuat agar tali itu segera putus.
 Setelah hampir menghabiskan waktu 6 menit, tali yang menjerat kaki dan tangan monyet pun terlepas juga. Monyet berkata " terimakasih wahai kelinci-kelinci yang baik hati, telah menolongku untuk lepas dari tali yang menjeratku, aku tidak tau nasibku kalua seumpama kalian tidak menolongku tadi, mungkin aku akan tertangkap oleh pemburu itu". "Aku senang telah menolongmu, akhirnya kamu bisa terbebas dari tali itu" ucap rara. "Iya monyet, syukurlah kamu sudah terbebas sekarang, lain kali kamu harus hati-hati yaa, di hutan ini banyak pemburu yang mencoba untuk menangkap hewan-hewan didalamnya" imbuh tata. "terimakasih nasehatnya,kalian juga harus hati-hati" peringat monyet. "siap monyet" ucap mereka berdua kompak.
 Mereka bertiga duduk dibawah pohon rindang yang berada disana."Nama aku pipo, salam kenal ya" ucap pipo si monyet yang rara dan tata tolong. "Hai pipo aku rara kalo ini sahabatku tata" balas rara. " Hai pipo" imbuh tata. "Ngomong-ngomong tujuan kalian yang sebenarnya tadi mau kemana" tanya pipo penasaran. " kami ingin pulang pipo, tadi kami habis dari sana mencari buah-buahan hendak kami makan" saut tata. "wahh,apakah disana buahnya banyak?" tanya pipo. "Sangat banyak sekaliii,ada buah manggis, rambutan, mangga, dan buah pisang juga disana" balas rara. "Tapiii sayangnya kami berdua tadi cuma bisa makan 2 buah manggis saja, itupun buah yang sudah jatuh ditanah tapi masih bagus" ucap tata dengan raut sedih. "memangnya kenapa kalian tidak mengambilnya dari pohon saja? Kan pasti kalian bisa mendapatkan lebih banyak buah-buahan" bingung pipo." "Itu dia masalahnya pipo, kami berdua tidak bisa memanjat, lagipula pohonnya juga tinggi sekali" ucap rara. "Betul pipo, kami takut terjatuh" imbuh tata. "Kalo begitu ayo anta raku kesana, aku akan memanjatkannya sebagai bentuk ucapan terimakasihku karna kalian telah menolongku" ucap pipo dengan tulus. " Apakah kamu serius pipo?" tanya rara. "Aku serius ayo"
 Mereka kembali ke tempat dimana buah-buahan itu berada. Begitu banyak jenis buah-buahan yang begitu menggugah selera. Pipo langsung saja memanjat semua pohon buah-buahan yang ada disana. Menjatuhkan semuanya ke tanah lalu rara dan tata mengambilnya dan menjadikan satu dipinggir." Pipo buahnya sudah banyak sekali, ayo turun dan makan bersama-sama" ucap rara setelah merasa sudah banyak buah-buahan yang telah terkumpulkan.
 Pipo akhirnya turun ke bawah. Dia melihat begitu banyak buah-buahan yang ada, seperti manggis, rambutan,pepaya,mangga dan juga tak tertinggal buah dengan warna kuning kesukaannya yaitu buah pisang.Mereka nampak begitu lahap memakan semua jenis buah-buahan. Rara begitu banyak memakan buah berwarna ungu yaitu buah manggis, tata dengan mulut penuh dengan buah rambutan, dan juga pipo yang memangku 1 tundun buah pisang kesukaannya.
 Hingga tak sadar buah yang mereka makan telah habis tak tersisa, cuma tertinggal kulit dari buah tersebut. "Enak sekali buah-buahannya, aku sampai kekenyangan akibat terlalu menikmatinya" ucap rara sambil mengelus perut buncitnya. "Benar katamu rara, rasa buah-buahan tadi begitu enak dan juga manis" sahut tata. "Aku tidak tau ternyata disini ada begitu banyak buah-buahan,apalagi banyak pohon pisang kesukaanku disini, aku sangat puas tadi memakannya" ucap pipo.
 Setelah mereka bertiga memakan begitu banyak buah-buahan tadi,mereka memutuskan beristirahat sebentar disana sambil bercanda ria bersama. Pipo sangat senang telah bertemu dengan tata dan juga rara yang begitu baik hati kepadanya. Kalau saja kemarin tata juga rara tidak mendengarkan suara teriakan minta tolongnya dan membantunya terlepas dari tali itu, mungkin saja nasibnya akan malang ditangan pemburu itu. Dia tidak akan melupakan kebaikan dari mereka berdua.Â
"Terimakasih rara,terimakasih juga tata, kalian telah menolongku kemarin dan juga telah mengajakku kemari memakan buah-buahan yang begitu enak dan manis" ucap pipo dengan tulus. "Sudah semestinya kita menolong sesame bukan, seharusnya kita yang berterimakasih karna bantuanmu kita jadi bisa memakan buah-buahan dari pohon yang tinggi ini" balas rara dengan tulus juga. "Iya pipo kalua saja kamu tidak ada, mungkin aku dan rara tidak akan bisa menikmati buah-buahan tadi" ucap tata. "Sama-sama,bolehkan aku menganggap kalian sebagai sahabat?" ucap pipo dengan penuh harap. "Tentu saja boleh, bukankah begitu tata?" balas rara ." Tentu saja" imbuh tata.
Akhirnya mereka berpelukan bersama dibawah pohon rindang. Mereka senang karena telah menemukan sahabat yang begitu baik dan tulus. Di hari-hari berikutnya mereka selalu bermain bersama. Kadang pula mereka bertiga menyusuri hutan untuk menemukan buah-buahan yang lain, atau sekedar bermain ditepi air terjun sambil menunggu matahari terbenam.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H