Mohon tunggu...
Hilal Ardiansyah Putra
Hilal Ardiansyah Putra Mohon Tunggu... -

Pengiat Literasi Kutub Hijau

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Umair, Si Peka yang Tiada Duanya

28 Maret 2019   13:35 Diperbarui: 28 Maret 2019   13:55 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Remaja Umair pun bergegas mendatangi Nabi Muhammad SAW. yang pada saat itu sedang berada di Masjid Nabawi. Dengan langka cepat ia pun segera sampai di Masjid Nabawi. Umair memasuki masjid dengan penuh hikmat penghormatan kepada rumah Allah  sembari membaca do'a, "Allahumma iftah li abwaba rahmatika," Ya Allah ya Tuhanku, bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmatmu. Kemudian ia menghaturkan salam kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.

Di hadapan Nabi Muhammad SAW., Umair ibn Sa'ad  menjelaskan perihal Julas dan kalimat kekufurannya kepada beliau.

Mengetahui Umair bergegas menuju Rasulallah SAW. untuk menyampaikan perihalnya, Julais juga turut berbegas untuk menyusul Umair. Sesampainya di Masjid, Julas mendengar Umair telah mengadukan dirinya kepada Rasulallah SAW.. "Engkau bohong wahai Umai..." Kata Julas kepada anak tirinya.

Ia juga berkata kepada Rasulallah SAW., "Wahai Rasulallah, ia telah berbohong atas ku...!"

Umair tertunduk. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Apa yang ia sampaikan adalah kebenaran. Namun bagaimana membuat Rasulallah SAW. dan para sahabat yang ada di masjid percaya atas ucapannya?

Tak lama kemudian, ada tanda-tanda wahyu turun kepada Rasulallah SAW.. Para sahabat yang tahu keadaan Nabi SAW. ketika turun wahyu kemudian diam. Menunggu apa yang akan beliau n sampaikan. Para sahabat tidak sabar untuk mengetahui, siapa yang benar. Remaja Umair atau ayah tirinya Julas. Berbeda dengan Umair, ia  mulai berbesar hati karena Allah  menolongnya. Membantunya untuk menegakkan hujjah atas apa yang ia sampaikan. Ia tahu bahwa Allah  tidak akan perna menyia-nyiakan perbuatan orang-orang baik. Dan ia juga tahu bahwa Allah  tidak akan membiarkan kebathilan menang atas kebenaran.

Jibril  telah rampung melaksanakan tugasnya. Wahyu yang Allah  perintahkan untuk disampaikan telah disampaikan. Nabi SAW.lantas menuju para sahabat dan membacakan wahyu yang baru saja turun:

"Mereka (orang-orang munafik itu) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah Islam dan mengingini apa yang mereka tidak dapat mencapainya...." (At-Taubah: 74)

Imam Abu Ja'far ath-Thabari  sebagaimana yang dinukil oleh Imam Ibnu Katsir  dalam Tafsiru al-Quran al-Adhim menjelaskan tentang firman Allah:

"Dan mereka menginginkan apa yang mereka tidak dapat mencapainya. (At-Taubah: 74)

Yang dimaksud dalam ayat ini adalah Julas ibn Suwaid yang ingin membunuh Umair ibn Sa'ad, anak tirinya, karena ia mengancam akan melaporkan kepada Rasulallah SAW. perihal  penghinaan yang ia tujukan kepada beliau SAW..[1]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun