Dalam al-Quran, ketika menceritakan tentang Pemuda al-Kahfi, Allah berfirman:
Artinya: "Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu."Â (Al-Kahfi: 16)
Dalam kisah ini, perlu ditilik kembali kenapa Tuhan memerintahkan para pemuda yang dikejar-kejar kebengisan penguasa pergi menuju gua? Kenapa tidak ke tempat yang lain? Jawaban sederhana memang mereka tidak tinggal di daerah tropis sehingga diperintah pergi ke hutan. Namun mereka tinggal di daerah gersang. Yang mungkin saja di sana aga gua-gua.
Namun bukan masalah madhar saja, tapi intinya adalah diperintahkan untuk mencari tempat yang terpencil. Yang terputus dari dunia luar. Dari daerah terpencil inilah generasi di bangun. Dididik, sehingga kelak keluar sudah siap untuk membawa perubahan. Mendatangkan kesejateraan. Agent of Change kata orang Eropa. Muslih kata orang Arab.
Ini salah satu jalan. Salah satu ikhtiar untuk menyiapkan peradaban. Tidak hendak kita mengisolasi, karena berinteraksi dengan dunia luar adalah kebutuhan. Namun kita harus belajar adat etika tatakrama. Untuk apa kita bertindak, untuk apa kita berinteraksi.
Surau masih menunggu para pengempu ilmu. Melambai-lambai. Termasuk surau terpencil di Kalijompo. Suraunya kaum buruh. Suraunya kelas pekerja. Surau yang memerlukan kita untuk menghidupkannya.Â
Surau yang di dalamnya terdapat Mushaf Al-Qur'an yang telah usang. Yang telah lama tidur berselimutkan debu. Keluarlah dari zona nyaman. Terjunlah pada medan laga, dan tampillah bersama orang-orang yang menginginkan kebaikan untuk peradaban Bangsa Indonesia tercinta.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI