Mohon tunggu...
Hilal Ardiansyah Putra
Hilal Ardiansyah Putra Mohon Tunggu... -

Pengiat Literasi Kutub Hijau

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menantang Mitos Berkemah di Kalijompo

23 Agustus 2018   06:10 Diperbarui: 23 Agustus 2018   07:56 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan kisah-kisah lainnya yang begitu banyak menghias kitab-kitab sirah. Yang menjadi pelajaran penting adalah, bagaimana menguatkan pribadi dengan dzikir. Mengisi setiap ruas dengan ingat akan Pencipta.

Artinya: "Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." (Al-'Araf: 205)

Ayat ini memberikan penerangan kepada kita, jelasnya memerintahkan kita, yang toh perintah Tuhan selalu saja bermanfaat untuk manusia. Allah memerintahkan kita untuk senantiasa ingat, dzikir kepadaNya. Kepada kekuasaanNya. Kepada keagunganNya. Sebab perbedaan orang yang berjasad tak bernyawa dengan orang yang berjasad tapi bernyawa adalah dzikir. 

Orang yang engan berdzikir ibarat mayat yang kesana kemari. Hatinya linglung dan lunglai. Tak punya pegangan. Tak punya sandaran. Jika bersandar, hanya pada material. Paham kebendaan. Jika benda yang dijadikannya bersandar hancur, musnah ditelan musibah, hilanglah sandaran dan jiwa pun menjadi kacau. 

Namun, jika yang dijadikan sandaran adalah Allah, Dzat yang tidak tidur, yang selalu mengawasi detik demi detik makhluknya, manusia akan senantiasa optimis untuk melangkah ke depan. Menerjang badai, membela gunung, tidak ada yang ditakuti, karena Allah dijadikan pelindung.

Artinya: "Sesungguhnya pelindungku ialah Yang telah menurunkan Al Kitab (Al Quran) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh."(Al-A'raf: 196)

Allah telah berbaik hati untuk melindungi manusia, jika manusia itu kembali kepadaNya. Artinya ingat kepadaNya. Kita ingat kepada Allah n tidak hanya ketika musibah datang. Tetapi hati selalu insaf akan kehadiranNya. Dan lisan diusahakan untuk senantiasa berdzikir kepadaNya. Jika tidak, maka ucapan-ucapan yang baik juga merupakan dzikir. Sebab segala kebaikan adalah ibadah. Dan segala ibadah adalah usaha memperpautkan hati dengan Sang Pencipta.

Namun, ada baiknya jika kita menyediakan waktu khusus untuk merenung kepada Allah. setelah shalat lima waktu. Pada sepertiga malam. Pada pagi hari setelah shalat subuh sebelum matahari terbit dan setelah Ashar sebelum matahari terbenam. Dzikir pagi dan sore. 

Singkatnya, mengusahakan diri di pagi hari untuk selalu berdzikir, berharap Allah memudahkan urusan untuk hari ini. Kemudian di sore hari berdzikir lagi, berdo'a kepada Allah agar dilindungi dari kejahatan malam. Maka Allah akan memberikan kepada kita ketenangan. Sebab kita telah merdeka dari segala bentuk paham kebendaan dan hanya mengantungkan diri pada Sang Penguasa benda yang tidak akan menyia-nyiakan kebaikan hambaNya.

Di Perkebunan Kalijompo, dengan seribu mitos yang menakutkan. Dzikir pagi dan petang inilah yang kita amalkan. Berdo'a di dinginnya pagi dan syahdunya sore, semoga Allah memberikan kesehatan. Memberikan keselamatan. Melancarkan acara sampai selesai. Dan yang terpenting adalah semua aktivitas di Kalijompo dimasukan Allah dalam catatan-catatan ibadah yang memberatkan timbangan di hari ketika amal tidak lagi bisa dilakukan. Amin.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun