Jadi, secara singkat bisa kita ambil kesimpulan bahwa Yahudi memang mempunyai hubungan yang intim dengan Dajjal, sebab Dajjal adalah Imam Mahdi bagi mereka, yang melalui kekuasaan Dajjal-lah, impian mereka tentang restorasi kerajaan Nabi Daud dan Sulaiman bisa terwujud.
Tiga Senjata menuju Israel Raya
Setelah kita tahu tujuan pergerakan Zionis dan Freemasonry sebagaimana yang tertuang dalam Talmud di atas, Yahudi telah merancang secara sistematis bagaimana caranya membentuk sebuah New World Order dengan basis kekuasaan di tanah bekas Kuil Salomon yang konon berada di bawah Masjid al-Aqso. Tiga senjata menuju New World order atau Israel raya adalah menciptakan iklim ekonomi gelobal dengan sistem gurita, membuat sistem pemerintahan dengan sistem laba-laba, dan membuat konsep teologi beragama baru yang mereka khususkan untuk pemeluk agama selain Yahudi.
Ekonomi Gurita
Untuk membuat sebuah sistem ekonomi dan sistem moneter yang bekerja dengan sistem gurita, maka orang-orang Yahudi membuat sebuah sistem yang oleh Dr. A. Riawan Amin disebut dengan The Three Pillars of Evil atau tiga pilar setan. Ketiga pilar/sistem tersebut adalah ; Uang kertas (Fiat Mony), Sistem minimal cadangan Bank (Fractional Reserve Requirement/ FRR), dan Bunga (Interest). Pembahasan seputar Sistem Ekonomi Gurita sangatlah panjang, dan pembahasannya akan dibahas terpisah dari tulisan ini. InsyaAllah Ta’ala.
Pemerintahan Laba-Laba
Yang dimaksud dengan pemerintahan laba-laba adalah pemerintahan yang pada luarnya terlihat bahwa sebuah Negara tersebut diperintah oleh orang sendiri, tetapi pada dasarnya, pemerintahan tersebut atau presiden dari sebuah Negara tersebut hanyalah presiden boneka yang dipajang oleh konspirator Yahudi sebagai wakil (Proxi).
Maka pemerintahan semacam ini tidak lagi mementingkan rakyat, tetapi berkepentingan untuk melaksanakan tugas orang yang berada di balik pemerintahan tersebut, yakni Yahudi. Hal ini bukanlah angan yang tidak berfakta. Saat ini, Amerika adalah Negara yang merepresentatifkan Yahudi –Meskipun AS sendiri juga di bawah pemerintah bayangan- atau dalam artian lain, sebelum New World Order yang berpusat di Isrel Raya benar-benar berdiri, maka Yahudi menjadikan AS sebagai Negeri super power untuk sementara waktu mewakili Yahudi- kita lihat Amerika menginvansi Irak, membuat khayalan senjata nuklir Sadam Husein, dengan dalih pemusnahan senjata nuklir Irak, AS habis-habisan membantai rakyat Irak dan mengantung hidup-hidup presidennya, Sadam Husein. Kemudian memajang presiden baru yang menjadi wakil Amerika di Irak.
Begitupula di Afganistan dan Pakistan, AS mengerahkan pasukan untuk menggulingkan penguasa dan mengantinya dengan penguasa boneka AS. Dan Negara-negara lainnya yang mengalami ketragisan dengan invansi militer AS tersbut.
Hal di atas adalah bagaimana Yahudi melalui AS memasang kepala Negara yang bekerja untuk sistem pemerintahan laba-laba. Adapun Negara-negara lainnya yang tidak terkena invasi militer, maka mereka menggunakan Invansi pemikiran, yaitu demokrasi. Ada sebuah uangkapan yang menyatakan bahwa sesungguhnya “Tidak ada demokrasi dengan pemimpin yang dipilih rakyat seperti yang dijanjikan, tetapi yang ada adalah pendudukan imperial Amerika terhadap negara Muslim yang sebelumnya merdeka.”