Fokus yang harus dibangun untuk memberdayakan para perempuan yang mandiri agar dapat bersaing di masa kini dan juga masa depan adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih. Dengan memiliki keterampilan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kecakapan pada masing-masing individu.
Adanya perkembangan teknologi juga membawa banyak perubahan pada sektor perekonomian. Perkonomian yang berbasis inovasi dan transformasi digital bagi wirausaha sudah tidak dapat ditawar lagi diera 4.0 seperti saat ini, termasuk bagi perempuan juga harus mampu beradaptasi dengan luwes terhadap tantangan pembiasaan yang serba digital.Â
Namun pada kenyataannya perempuan sering menghadapi beragam tantangan, mulai dari keterbatasan akses terhadap teknologi informasi, problematika kemandirian secara ekonomi, hingga kerentanan perempuan. Oleh karena itu, diharapkan seluruh pimpinan dan lapisan masyarakat dapat bersama menciptakan ruang yang ramah bagi perempuan, termasuk di dunia digital.
Disisi lain, ketimpangan digital masih marak terjadi pada kelompok perempuan. Padahal pada kenyataannya, dibalik itu semua perempuan juga memiliki potensi besar dalam pembangunan ke arah transformasi digital. Tetapi kebanyakan perempuan ternyata tidak takut ataupun khawatir akan adanya hal tersebut.Â
Hal ini terbukti, meskipun masih ada ketimpangan dalam transformasi digital tetapi mereka terus berkembang dan maju dengan digitalisasi. Berdasarkan aspirasi besar Making Indonesia 4.0, Indonesia ditargetkan masuk dalam jajaran 10 negara yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030.Â
Sehingga Kemenperin telah menginisiasi beragam program dan kegiatan yang terkait pendidikan vokasi industry dan mendukung penciptaan inovasi dan meningkatkan produktivitas sektor industri agar lebih berdaya saing di kancah global.Â
Terlebih lagi, Indonesia memiliki modal besar dari ketersediaan SDM produktif karena sedang menikmati masa bonus demografi hingga tahun 2030. Pada tahun ini Indonesia sudah sepantasnya mengalami kemajuan yang pesat, dikarenakan adanya keberpihakan keadaan-keadaan yang dapat mempermudah proses melejitnya keberhasilan Negara tercinta.
Salah satu kerja sama yang direalisasikan, yakni antara BPSDMI Kemenperin dengan Prospera (program kemitraan Indonesia-Australia untuk perekonomian) dalam menyelenggarakan webinar dengan tema Pendidikan Vokasi Responsif Gender, dengan tujuan mendukung peran strategis perempuan dalam pembangunan nasional, khususnya pada pengembangan pendidikan vokasi industri.Â
Selain itu pula untuk menjelaskan dunia kerja di masa depan yang sudah sangat terpengaruh oleh teknologi informasi dan komunikasi, serta digitalisasi dengan menghadirkan role model perempuan yang sukses berkarir di bidang yang biasanya didominasi oleh laki-laki ini. Hal ini tidak lain bertujuan untuk merealisasikan adanya kesetaraan gender.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H