Mohon tunggu...
Siska Permata Sastra
Siska Permata Sastra Mohon Tunggu... -

suka buku. suka nulis. suka kopi. suka-suka.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mimpi Buruk Raja Zein

20 Desember 2016   19:40 Diperbarui: 20 Desember 2016   20:16 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prajurit itu juga tidak tahu mengapa dia harus melarang pelayan itu mendekati istana. Padahal tadinya pelayan itu begitu dihormati prajurit karena dianggap sepuh oleh prajurit-prajurit baru. Pelayan itu juga dikenal baik hati karena suka menyisakan daging-daging yang dia masak ke prajurit-prajurit garda depan.

Tetapi tiga hari setelah pengusiran itu, beredar cerita dari Raja bahwa pelayan itu akan membunuhnya, memenggal kepalanya, dan membuangnya ke sungai. Para prajurit itu bertanya-tanya, saling berpandangan, dan bilang bahwa hal itu tidak mungkin, si pelayan sangat baik. Tetapi apakah di balik kebaikannya ada sesuatu? Apakah diam-diam ia akan meracuni Raja dan memenggal kepalanya? Lama-lama cerita Raja itu dipercaya meski para prajurit itu tidak tahu kebenarannya. Karena Raja yang bicara, maka itulah kebenaran yang sesungguhnya.

Jauh dari istana, pelayan itu kini hanya jadi rakyat Golegole biasa. Hidup di pinggir kota dan bekerja sebagai buruh pabrik. Tetapi tak lama setelah dia diterima jadi buruh pabrik, empunya pabrik ternyata mendengar cerita raja tentang pelayan itu. Maka dipecat lagi lah pelayan itu. Dan pelayan itu tidak pernah tahu mengapa.

Kemudian pelayan itu, sebut saja namanya Dowo, kini bekerja sebagai petani di sawah milik orang lain. Serabutan. Dowo hanya bisa membawa pulang sedikit beras untuk makannya sendiri dan singkong cacat yang tidak laku dijual. Atau kadang-kadang kalau tidak menggarap sawah, dia jadi tukang ojek dari meminjam motor ke tetangganya. Lumayan, dari itu Dowo bisa hidup tentram dan makan meski hanya dengan beras, tok.

Di istana, Raja Zein sakit keras. Dia tidak bisa tidur selama dua bulan belakangan sehingga kantung matanya sudah sebesar bakso rudal. Dia tampak lelah dan kurus karena tidak makan daging selama tiga minggu. Dia hanya mau makan soup ayam, bayam, dan tahu. Seperti rakyat. Kadang, kalau ada, dan kalau dibolehkan, dia makan mie instan. Seperti rakyat kecil.

Mimpi-mimpi Raja Zein semakin jelas. Wajah di mimpinya itu semakin kentara. Dia sudah bisa melihat kepalanya tergantung di pintu rumah seorang rakyat Golegole. Dia sudah bisa melihat tubuhnya hanyut hampir ke muara. Dan wajah itu….wajah si pemenggal…

Dia bukan Dowo. Bukan pelayan itu.

Raja Zein merasa familier dengan pemenggal itu.

Dia merasa de ja vu.

Wajah itu…

Wajah itu…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun