Mohon tunggu...
chika sukahujan
chika sukahujan Mohon Tunggu... -

lahir dihari pendidikan nasional 20 tahun yang laluu... sejak lahir hingga kini menetap dibumi pertiwi, cewe Indonesia asli yang dari orok tidak pernah suka sinetron!!! sangat suka dengan baso,sayur asem, tempe goreng dan sambel terasi. pokonya makanan sunda(baso bukan makanan sunda y?!) saat ini sedang berjuang untuk mendapat gelar sarjana ekonomi di Universitas Jenderal Soedirman jurusan Ekonomi Pembangunan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mencari Uang Tapi Menipu Rakyat!

24 Desember 2010   01:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:26 9704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

mungkin sebelumnya ada yang pernah mengalami ada juga yang baru tahu tentang apa yang terjadi di masyarakat golongan bawah.

yang akan saya tulis dan ceritakan ini adalah fakta, sebenarnya sudah sejak dulu saya ingin menulis ini, hanya saja saya tidak mempunyai keberanian untuk mengungkapkan ini, saya mencoba apatis tapi makin hari makin saya merasa makin banyak korban atas ulah perusahaan ini.

sebelumnya maaf apabila ada yang pernah bekerja atau ada saudara dan sanak famili nya yang bekerja di perusahaan yang menurut saya sangat tidak jelas tujuannya  dan tidak jujur ini, PT Dewata Internasional yang tergabung dalam Cobra group.PLC.

sejak saat lulus SMA saya familiar dengan perusahaan ini, ada teman SMA saya yang lulus sekolah lalu melamar dan diterima di cobra internasional yang berada di Cirebon. dengan bangga dia menceritakan begitu mudahnya naik pangkat dalam perusahaan ini dalam waktu yang menrut saya sangat singkat sekali, cukup 3 bulan bisa jadi manajer dan akan diberikan kantor baru di wilayah baru. saat mendengar penjelasan teman saya yang begitu menggebu-gebu ini saya merasa ada yang tidak beres. lalu saya bertanya, perusaahaan ini bergerak dibidang apa?dan dia tidak menjelaskan secara detail, yang dia bilang hanya perusahaan ini adalah perusahaan yang dapat mengembangkan diri, posisi dia bukan sales karena tidak menjual produk tapi dia kerja door to door dari satu wilayah ke wilayah lain. jujur saya tidak mengerti dengan penjelasannya itu. yang ada dibenak saya,"ngapain masuk-masuk ke rumah orang tanpa menawarkan sesuatu?silaturahmi kah?"

setelah satu bulan teman saya tersebut berhenti bekerja dengan alasan pekerjaan yang dia jalani capek. okelah saya percaya mengingat tiap hari kerjanya keliling kampung silaturahmi ke setiap rumah orang.

pada tahun 2009, satu lagi teman sekampung saya, meminta antar pada saya untuk melamar kerja di si cobra internasional yang di Purwokerto. saya ingat dengan teman saya yang satunya dulu, lalu saya bertanya pad teman saya yang ini, "kamu yakin mau kerja di situ?", dia tidak bilang yakin, dia hanya bilang saya ingin mencobanya dulu, teman SMAnya dia ada yang sudah bekerja 2 bulan di perusahaan ini dan dia bilang temannya itu dikampungnya sudah bisa merenopasi rumahnya, bapaknya dibelikan motor dll. tentu mendengar ini tidak hanya teman saya tapi juga saya merasa "WOW" kerja dua bulan sudah bisa melakukan itu, gajinya berapa?

cukup lama dan cukup sulit mencari kantornya di purwokerto, ternyata eh ternyata ne perusahaan namanya ajah yang keren tempatnya ampuuuuun dah lebih gede tempat kos saya dari pada perusahaan yang katanya tergolong MNC ini. saat berada di kantor tersebut, baik saya maupun teman saya merasa tidak nyaman dengan orang-orang yang ada di situ.

setelah teman saya menyerahkan lamran dan langsung di interview dan langsung diterima, saya meninggalkan dia di kantor itu, persaaan saya ga enak sih, tapi apa daya waktu itu saya ada kuliah sore.

satu hari berlalu, saat malam kedua teman saya menelpon dengan suara yang dikecil-kecilkan, dia minta dijemput besoknya pagi-pagi dia bialng tidak mau lagi kerja disitu, ya saya kaget baru juga kerja sehari kenap sudah ingin berhenti. besok paginya saya menjemput dia di gang dekat mesnya, dan mengantarnya ke terminal. sambil menunggu bis dia bercerita.

kemrin saat pertama kali kerja dia di ajak ke Banjarnegara, tapi masuk-masuk desa gitu dan dia tidak tahu itu desa apa. disetiap blok dipegang oleh satu orang dan berhubung dia baru jadi dia ngikut ke orang lama, katanya sih observasi dulu melihat cara kerjanya seperti apa. setiap rumah dia bersama partnernya datangi. nah di tiap rumah itu dalam memperkenalkan diri selalu berbeda-beda, kadang mengaku sebagai pegawai PLN, anak SMK elektro, dan ada juga yang mengaku sebagai mahasiswa unsoed yang disuruh dosennya menjual alat untuk menghemat listrik. OMG mana ada dosen nyuruh mahasiswanya ngejual produk, kecuali lagi praktek kewirausahaan kali ya. berhubung membawa nama UNSOED saya tersinggung dong.

sasaran mereka itu masyarakat desa yang tidak tahu apa-apa, mereka berdalih produk yang mereka tawarkan adalah produk program pemerintah yang akan dikeluarkan bulan depan. kalo belli dari pemerintah harganya 800 ribu, kalo dari mereka cuma 200ribu ajah, pinternya mereka dalam membohongi orang kecil, mereka bilang orang-orang yang rumahnya didatangi oleh mereka adalah orang-orang terpilih yang mendapat subsidi dari pemerintah.

namanya orang kampung yang umumnya ekonomi lemah, mendengar kata-kata subsidi pasti langsung merasa untung. kata teman saya, sampai ada warga yang menggadaikan tVnya ke tetangganya untuk mendaptkan uang 200rb agar dapat membeli alat tersebut. dari situ dia merasa tidak nyaman, dan dia sendiri yang menilai pekerjaannya tidak halal karena didalamnya ada unsur penipuan.

pengalaman pribadi

tahun 2010 awal, sekitar bulan januari. saat itu saya sedang pulang ke rumah. pada suatu sore saat saya bangun tidur siang, saya hendak mencas hape, lalu saya mendapati alat yang entah apa itu menempel di terminal tempat saya ngcas hape. pas saya cabut, ibu saya marah-marah, dia bilang jangan dicabut, itu alat biar bayar listrik murah. deng dong. saya langsung bertanya dapat darimana barang seperti ini?terus ibu saya bilang barusan ada anak SMK lagi praktek nawari ini, dengan bangga ibu saya bilang pake bahasa sunda," untung urang mah menang subsidi ti pamarentah, jadi iyeu hargana murah, ngan 200rb", waduh pikiran saya langsung tertuju ke si cobra.

trus saya bilang ini penipuan, ibu saya tidak mau kalah kata beliau," teu mungkin nipu, aya surat ti kepolisian jeung ti dengan pengawas kelistrikan sagala". mendengar saya ribut dengan ibu saya, almarhum bapa saya (waktu bulan jannuari bapa saya alhamdulilah masih hidup) keluar dari kamar dan bertanya kenapa, trus saya menjelaskan dan menceritakan pengalaman dua teman saya yang pernah kerja seperti itu juga, lalu bapak saya memerikas alat itu, dan kata bapak saya bilang alat tersebut alat yang biasa digunakan untuk mencuri listrik, agar listrik yang dipakai jumlahnya tetap tapi bayarnya hemat. langsung alat itu dicabut bapak dan meminta saya mengembalikannya pada sales-sales tersebut.

pada saat saya mengejar si sales, dia ada di rumah tetangga saya, pas saya masuk penjelasan yang saya dengar tidak kurang tidak lebih seperti yang saya dengar dari teman-teman saya itu. tanpa basa basi saya bilang barangnya mau saya kembalikan, dan saya minta uang 200rb ibu saya juga dikembalikan. awalnya dia tidak mau, dengan alasan ini itu lah. karena tidak tahan dengan ocehannya saya langsung mengeluarkan unek-unek saya. sya bilang," mas sama mba ini bukan anak SMK kan?mas sama mba ini kerja di cobra internasional kan?saya tahu mba ne barang gak kan dikeluarin sama pemerintah, yang bener ajah mba PLN lagi rugi, ga mungkin nngeluarin alat untuk konsumen agar konsumen bayar lebih dikit dari biasanya."

si sales tidak menyerah begitu saja, awalnya mereka tidak mengaku kalo mereka kerja di cobra internasional, untuk meyakinkan saya mereka mengeluarkan surat keterangan dari kepolisian dan surat keterangan dari departemen pengawas kelistrikan RI, semuanya fotokopian dan tanggal bualn tahunnya jadul banget disitu tahun 2000, lalu saya bilang " maaf ya, yang saya tahu kalo surat yang fotokopian sperti itu agar tetap legal stempelnya tetap harus asli, atau kalo tidak aada legalisirannya, satu lagi mba saya mau nanya emangnya ada ya departemen pengawas kelistrikan?ko saya baru dengar ya mba, pimpinannya siapa mba?"

si sales tambah kesal dengan pertanyaan saya tersebut dan tetap tidak mau mengembalikan uangnya, namun saat saya bilang," saya mau percaya kalo sekarangg kita ke PLN". udah deh alhasil dia mau mengembalikan uangnya, dan saya mengembalikan alatnya.

ada dimana-mana

baru-baru ini saya dari jawa timur, dan saya menemukan alat itu di hampir semua tempat makan dan beberapa rumah saudara.

ternyata mereka ada dimana-mana.

*kantor cobra yang di purwokerto sekarang sudah tidak ada loh, mereka pindah ke daerah lain sepertinya

NB: tulisan ini hanya untuk berbagi agar kita tetap waspada

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun