namanya orang kampung yang umumnya ekonomi lemah, mendengar kata-kata subsidi pasti langsung merasa untung. kata teman saya, sampai ada warga yang menggadaikan tVnya ke tetangganya untuk mendaptkan uang 200rb agar dapat membeli alat tersebut. dari situ dia merasa tidak nyaman, dan dia sendiri yang menilai pekerjaannya tidak halal karena didalamnya ada unsur penipuan.
pengalaman pribadi
tahun 2010 awal, sekitar bulan januari. saat itu saya sedang pulang ke rumah. pada suatu sore saat saya bangun tidur siang, saya hendak mencas hape, lalu saya mendapati alat yang entah apa itu menempel di terminal tempat saya ngcas hape. pas saya cabut, ibu saya marah-marah, dia bilang jangan dicabut, itu alat biar bayar listrik murah. deng dong. saya langsung bertanya dapat darimana barang seperti ini?terus ibu saya bilang barusan ada anak SMK lagi praktek nawari ini, dengan bangga ibu saya bilang pake bahasa sunda," untung urang mah menang subsidi ti pamarentah, jadi iyeu hargana murah, ngan 200rb", waduh pikiran saya langsung tertuju ke si cobra.
trus saya bilang ini penipuan, ibu saya tidak mau kalah kata beliau," teu mungkin nipu, aya surat ti kepolisian jeung ti dengan pengawas kelistrikan sagala". mendengar saya ribut dengan ibu saya, almarhum bapa saya (waktu bulan jannuari bapa saya alhamdulilah masih hidup) keluar dari kamar dan bertanya kenapa, trus saya menjelaskan dan menceritakan pengalaman dua teman saya yang pernah kerja seperti itu juga, lalu bapak saya memerikas alat itu, dan kata bapak saya bilang alat tersebut alat yang biasa digunakan untuk mencuri listrik, agar listrik yang dipakai jumlahnya tetap tapi bayarnya hemat. langsung alat itu dicabut bapak dan meminta saya mengembalikannya pada sales-sales tersebut.
pada saat saya mengejar si sales, dia ada di rumah tetangga saya, pas saya masuk penjelasan yang saya dengar tidak kurang tidak lebih seperti yang saya dengar dari teman-teman saya itu. tanpa basa basi saya bilang barangnya mau saya kembalikan, dan saya minta uang 200rb ibu saya juga dikembalikan. awalnya dia tidak mau, dengan alasan ini itu lah. karena tidak tahan dengan ocehannya saya langsung mengeluarkan unek-unek saya. sya bilang," mas sama mba ini bukan anak SMK kan?mas sama mba ini kerja di cobra internasional kan?saya tahu mba ne barang gak kan dikeluarin sama pemerintah, yang bener ajah mba PLN lagi rugi, ga mungkin nngeluarin alat untuk konsumen agar konsumen bayar lebih dikit dari biasanya."
si sales tidak menyerah begitu saja, awalnya mereka tidak mengaku kalo mereka kerja di cobra internasional, untuk meyakinkan saya mereka mengeluarkan surat keterangan dari kepolisian dan surat keterangan dari departemen pengawas kelistrikan RI, semuanya fotokopian dan tanggal bualn tahunnya jadul banget disitu tahun 2000, lalu saya bilang " maaf ya, yang saya tahu kalo surat yang fotokopian sperti itu agar tetap legal stempelnya tetap harus asli, atau kalo tidak aada legalisirannya, satu lagi mba saya mau nanya emangnya ada ya departemen pengawas kelistrikan?ko saya baru dengar ya mba, pimpinannya siapa mba?"
si sales tambah kesal dengan pertanyaan saya tersebut dan tetap tidak mau mengembalikan uangnya, namun saat saya bilang," saya mau percaya kalo sekarangg kita ke PLN". udah deh alhasil dia mau mengembalikan uangnya, dan saya mengembalikan alatnya.
ada dimana-mana
baru-baru ini saya dari jawa timur, dan saya menemukan alat itu di hampir semua tempat makan dan beberapa rumah saudara.
ternyata mereka ada dimana-mana.
*kantor cobra yang di purwokerto sekarang sudah tidak ada loh, mereka pindah ke daerah lain sepertinya