"Tidaklah manusia memenuhi suatu wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan punggungnya. Jika ia harus makan lebih banyak, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya, dan sepertiga untuk nafasnya." (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Hadis ini menjadi pedoman Areum untuk tidak berlebihan saat sahur atau berbuka. Ia merasa tubuhnya lebih sehat ketika ia makan dengan porsi yang sesuai.
Pelajaran dari kisah Areum
Puasa bukan hanya ibadah spiritual, tetapi juga cara untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Rasulullah SAW telah memberikan contoh bagaimana menjalankan puasa dengan cara yang benar, yang tidak hanya mendekatkan kita kepada Allah, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi tubuh kita.
Kisah Areum mengajarkan bahwa puasa adalah momentum untuk memperbaiki pola hidup. Dengan mengikuti sunah Rasulullah SAW, kita dapat meraih keberkahan puasa sekaligus manfaat kesehatannya.
Areum kini menjalani hidupnya dengan lebih sehat, bahkan setelah Ramadan usai. Ia menyadari bahwa puasa telah menjadi cara untuk memperbaiki dirinya, baik secara jasmani maupun rohani. Ia berkata dalam hati, "Puasa bukanlah beban, tetapi rahmat dari Allah SWT untuk menguatkan tubuh dan jiwa."
Semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menyikapi puasa dengan penuh kesyukuran, mengikuti ajaran Rasulullah SAW, dan menjaga kesehatan sebagai bentuk amanah dari Allah SWT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H