2. Gaya hidup boros
Sifat rakus dan gaya hidup boros merupakan faktor internal korupsi. Gaya hidup konsumtif, seperti membeli barang mewah dan mahal atau mengikuti tren kehidupan kota yang chic. Korupsi dapat terjadi ketika seseorang menjalani gaya hidup hemat tetapi tidak memiliki penghasilan yang cukup.
3. Lemah moral
Orang yang bermoral lemah mudah tergoda untuk korupsi. Aspek moral yang lemah, seperti kurangnya kepercayaan, kejujuran atau rasa malu dalam kaitannya dengan praktik korupsi. Ketika moral lemah, sulit untuk menahan godaan korupsi di masa depan. Godaan korupsi bisa datang dari atasan, rekan kerja, bawahan atau pihak lain yang menawarkan kesempatan.
Faktor Penyebab Eksternal
1. Aspek Sosial
Kehidupan sosial seseorang dipengaruhi oleh korupsi, terutama keluarga. Bukannya menegur atau menghukum, keluarga justru mendukung seseorang untuk memenuhi keserakahannya yang korup. Aspek sosial lainnya adalah nilai dan budaya masyarakat yang mendukung korupsi. Misalnya, orang menilai seseorang hanya karena kekayaannya atau terbiasa memberi hadiah kepada pejabat.
Dalam sistem buatan Robert Merton, korupsi adalah perilaku manusia yang dihasilkan dari tekanan sosial dan dengan demikian mengarah pada pelanggaran norma. Menurut teori Merton, kondisi sosial suatu tempat menghambat terlalu banyak keberhasilan ekonomi, tetapi membatasi peluang untuk mencapainya, yang menyebabkan tingginya tingkat korupsi.
Teori korupsi karena faktor sosial lainnya dikemukakan oleh Edward Banfeld. Menggunakan teori partikularisme, Banfeld menghubungkan korupsi dengan tekanan keluarga. Profesi mengacu pada rasa kewajiban untuk membantu dan berbagi sumber pendapatan dengan orang-orang terdekat seperti keluarga, teman, kerabat atau kelompok. Terakhir, ada nepotisme yang bisa berujung pada korupsi.
2. Aspek Politik
Keyakinan bahwa politik memiliki keuntungan yang tinggi merupakan faktor eksternal yang menciptakan korupsi. Tujuan politik menjadi kaya pada akhirnya menciptakan kebijakan moneter. Politik uang memungkinkan seseorang  memenangkan perlombaan dengan membeli suara atau membeli suap dari pemilih atau anggota partai politiknya.