Mohon tunggu...
Chik Hikmawan
Chik Hikmawan Mohon Tunggu... profesional -

Pernah mendampingi masyarakat pedalaman Kalimantan Timur (SUku Dayak Bahau, Dayak Kenyah) selama 9 tahun, bersama masyarakat miskin kota di beberapa kabupaten di Jawa Barat. Sebuah kenangan dan pengalaman yang "amazing & unforgetable", karena masyarakat adalah universitas kehidupan, sehingga di "kampus" ini betah berlama-lama sebab dia adalah the real university.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Hari Air Sedunia 2019, Pidato Anak Menggugat

10 Mei 2019   00:27 Diperbarui: 10 Mei 2019   00:53 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarokatuh,,,

Hadirin sekalian yang saya hormati, perkenalkan nama saya Tiffane Zuliensheva, berbicara mewakili Komunitas Girimadani Senter, yaitu komunitas pencinta lingkungan hidup lestari di Desa Kulur.

Saya berdiri disini untuk berbicara atas nama anak-anak, yang saya tujukan kepada semua generasi di atas saya, bapak-ibu, om dan tante serta kakak- kakak sekalian yang hadir disini,,,

Pernah saya membaca sebuah kalimat, alam ini bukan warisan nenek moyang kita, tapi dia adalah titipan dari anak cucu kita, benarkah?

Bila benar, apa yang sudah bapak-ibu dan kakak-kakak lakukan untuk alam ini? Menjaganya? Memeliharanya? Menanaminya?

Atau mengotorinya? Meracuninya? Merusaknya? Menggundulinya?

Bukankah saat ini masih kita dengar berita tentang banjir, banjir bandang, longsor pada saat musim hujan di Indonesia? Dan pada musim kemarau banyak daerah yang dilanda kekeringan, gagal panen dan bahkan kesulitan air bersih?

Itukah yang bapak-ibu maksud sudah melakukan kewajiban sebagai generasi yang menerima titipan alam dari anak cucu bapak-ibu?

Sungguh, saya sedih mendengar begitu banyak korban jiwa dan harta serta masa depan ketika bencana datang, dan sebagai anak-anak, dan anak-anak saya nanti, saya merasa masa depan saya terancam apabila bapak-ibu tidak merubah sikap terhadap alam.

Saya hanya ingin mengajak berpikir, siapa yang paling terancam apabila bencana datang? Bukankah anak-anak yang paling terancam karena kami memang rentan, tidak akan kuat melawan arus bila banjir datang, apalagi longsor, dan akan mudah sakit apabila musim banjir, lingkungan kotor atau kekurangan air bersih.

Anak-anak itu adalah anak-anak bapak-ibu juga, teman-teman saya juga,,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun