Bahkan tikus dan ular penghuni lubang-lubang tersembunyi di pematang pun terusir dan lari terbirit-birit
Tak kuat menahan bisingnya sirine intimidasi dan beratnya buldozer yang memporakporandakan lubang persembunyian
Sawah kita semakin subur, tapi merah tak lagi hijau, menyilaukan
Kini bermain lumpur saat tandur sudah jadi bagian dari piknik bagi anak-anak kita
Hijaunya padi, jagung dan kedelai di pesawahan hanya dapat dilihat di media sosial dalam genggaman tangan dunia maya anak-anak kita
Takutku adalah, bila anak-anak kita nantinya tak mengenal dari mana padi yang mereka makan setiap harinya
Takutku adalah, anak-anak kita tak mengenal lagi petani  dan kemudian tercabut dari akar budaya nenek-moyangnya
Takutku adalah, padi, jagung dan kedelai hanya akan dianggap sebagai hal-hal abstrak karena belum pernah dilihatnya secara nyata
Takutku adalah, bila tak ada lagi yang takut bila kenyataannya makanan yang dimakannya bukan berasal dari tanah di negeri tempat dimana ia harus merasa bangga
Takutku adalah, bila membanjirnya uang seperti air bah sebagai pengganti lahan sawah yang hilang membuat orang-orang merasa merdeka dan berdaulat karena meyakini uang adalah segalanya
Takutku adalah, mereka lupa bahwa uang tak dapat digunakan untuk membeli sesuatu yang tidak ada