Rumah ini didominasi oleh material kayu dan batu alam, serta berlantai kayu berwarna coklat. Karena suasana rumahnya yang nyaman, asri, sejuk, serta indah, Rumah Bosscha banyak dipakai untuk pemotretan preweeding, foto booklet angkatan, atau kumpul acara gathering keluarga/kantor. Tidak jauh dari lokasi Rumah Bosscha, terdapat Makam Bosscha yang masih terletak di area Perkebunan Teh Malabar. Sesuai wasiat Bosscha yang ingin dimakamkan di tempat yang sangat dicintainya, yaitu "Malabar". Makam  Bosscha berbentuk kubah dengan tiang penyangga, persis seperti bangunan Observatorium Bosscha yang ada di Lembang, Bosscha meninggal pada 28 November 1928.  Â
              Perkebunan teh di wilayah Priangan tidak terlepas dari konsep "tanam paksa", yang dicetuskan oleh  Gubernur Jendral Hindia pada saat itu, Van den Bosch. Tanam paksa dilaksanakan karena untuk mengisi kas keuangan Hindia Belanda yang kosong akibat adanya "Perang Jawa 1825-1830", perang antara pasukan Hindia Belanda melawan pasukan Pangeran Dipenogoro. Maka, rakyat ketika itu diwajibkan untuk menanam tanaman yang laku dipasaran Eropa, seperti: tembakau, kopi, gula, nila, kayu manis, dan teh, wilayah Priangan banyak menghasilkan kopi dan teh. Tahun 1870, tanam paksa dihapus karena banyak menyengsarakan rakyat Indonesia.Â
Undang-undang agraria dikeluarkan pada tahun 1870, dengan berlakunya UU agraria maka membuka akses seluas-luasnya pihak swasta untuk menanamkan modalnya disektor perkebunan. Â Bosscha sendiri mendapat julukan sebagai raja/saudagar/juragan teh dari Priangan karena berhasil menjadi saudagar teh di wilayah Malabar Pangalengan, melalui UU agrarian tersebut. Uang yang didapat dari hasil perkebuanan teh Malabar, tidak serta merta dihabiskan begitu saja oleh Bosscha, tetapi disumbangkan untuk pembangunan gedung-gedung yang ada di Kota Bandung, seperti: ITB, Gedung Merdeka, Observatorium Bosscha. Betapa besar sumbangan Bosscha untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Sumber Pustaka:
 Kunto, Haryoto. (1984) Wajah Bandoeng Tempo Doeloe. Bandung: PT Granesia
https://tirto.id/lirik-bandung-selatan-di-waktu-malam-ciptaan-ismail-marzuki-gARf
https://www.bandung-tour.com/rumah-boscha-pangalengan/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H