Duhai ibu,
aku lelaki kecilmu yang sedang merindu surga
di manakah itu??
Titian mana yang harus kutempuhi
'tuk sampai ke ujung sana
lepas mengendus aroma wewangi kesturinya ..
Kelokan mana yang mesti kulalui
agar ku mampu tuntaskan perjalanan ini
menyapih laju, menemui suratan damainya ..
pintu mana  lagi yang akan  terbuka
dengan kuncian ilmu yang lama kubawa
.. Â hingga janji elok itu bisa terjamah mata
mengendap di dasar percaya
Berilah aku jawab ibu,
Jangan terus tergugu, tepekur dalam diammu ..
seperti biasa,
Sentuhkan dagumu di rambutku
Sapukan pipimu di wajahku
Sesakkan nafasku di kehangatan kasihmu ..
Lakukan ibu,
Lalu ..kenapa hanya titik bening yg kau titipkan padaku?
mana telapak kaki yg harusnya kubasuh itu?
Itukah jujurmu,
Itukah cintamu,
Itukah rasamu,
Atau itukah surgaku ..??
Tapi bagaimana bisa kukecup dan basuhnya ..
Bila surga itu ternyata ..ada di sana
di balik dingin jeruji penjara ..
(buat para 'pemilik pintu surga', ibu yg ada di balik sel penjara)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H