Â
Namun, sampai di lantai atas pun, Lyn tak menemukan siapa pun. Malah, tiba-tiba dia melihat cahaya lilin yang berkedip-kedip di ujung koridor. Dengan jantung berdebar, Lyn mendekati sumber cahaya, dengan hati-hati. Dan sampailah di depan sebuah cermin tua yang penuh hiasan.
Lyn melihat bayangannya sendiri. Namun, ada sesuatu yang tidak beres. Wajah yang tadinya normal makh berubah cacat, seolah terperangkap dalam mimpi buruk yang memutarbalikkan kenyataan. Gadis itu menjadi panik dan ia menyadari kalau saat ini telah terperangkap dalam cengkeraman jahat cermin itu, saat ingin kembali, tiba-tiba pintu tertutup dengan sendirinya.
Lyn tak tahu harus pergi kemana, dia begitu panik dan mencoba untuk keluar dan pergi dari pesona cermin yang terlihat kejam sambil menggedor-gedor pintu yang tertutup sendiri tadi walau tanpa hasil. Dia mulai menjerit meminta tolong namun tak ada yang mendengarnya. Lyn merasa seakan di telan oleh tempat itu.
 Â
"Lyn... bangun kamu, bangun nak." Tubuhnya seakan di guncang saat terbaring di atas tempat tidurnya.Â
"Mommy... aku tak bisa menemukan ayah..." seiring dengan teriakan itu gadis itu terbangun dari posisi tidurnya.
"Hei, kamu kenapa? istighfar... apa kamu, bermimpi?"Â
Suara itu... "Mommy... aku melihat ayah dan... melihat rumah lalu... Aku terjebak di dalamnya..."Â
Lyn mulia menangis sesenggukan.
"Kamu baca doa dulu, itu hanya mimpi buruk. Pasti ayahmu di sana meminta kita mendoakannya, kita berdoa saja supaya beliau tenang di alam sana."