Mohon tunggu...
Chiavieth Annisa
Chiavieth Annisa Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Kenapa bercerai? "Anna, ini surat cerainya, kamu tinggal tanda tang... Baca selengkapnya di aplikasi KBM App. Klik link di bawah : https://read.kbm.id/book/read/82d6fdcb-4cc0-45a3-988e-fa2598e8401a/b0fefe4b-0f92-4e4a-ac56-0793fcad5fa3

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rumah Tua

12 September 2023   18:22 Diperbarui: 12 September 2023   19:06 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 

Namun, sampai di lantai atas pun, Lyn tak menemukan siapa pun. Malah, tiba-tiba dia melihat cahaya lilin yang berkedip-kedip di ujung koridor. Dengan jantung berdebar, Lyn mendekati sumber cahaya, dengan hati-hati. Dan sampailah di depan sebuah cermin tua yang penuh hiasan.

Lyn melihat bayangannya sendiri. Namun, ada sesuatu yang tidak beres. Wajah yang tadinya normal makh berubah cacat, seolah terperangkap dalam mimpi buruk yang memutarbalikkan kenyataan. Gadis itu menjadi panik dan ia menyadari kalau saat ini telah terperangkap dalam cengkeraman jahat cermin itu, saat ingin kembali, tiba-tiba pintu tertutup dengan sendirinya.

Lyn tak tahu harus pergi kemana, dia begitu panik dan mencoba untuk keluar dan pergi dari pesona cermin yang terlihat kejam sambil menggedor-gedor pintu yang tertutup sendiri tadi walau tanpa hasil. Dia mulai menjerit meminta tolong namun tak ada yang mendengarnya. Lyn merasa seakan di telan oleh tempat itu.

   

"Lyn... bangun kamu, bangun nak." Tubuhnya seakan di guncang saat terbaring di atas tempat tidurnya. 

"Mommy... aku tak bisa menemukan ayah..." seiring dengan teriakan itu gadis itu terbangun dari posisi tidurnya.

"Hei, kamu kenapa? istighfar... apa kamu, bermimpi?" 

Suara itu... "Mommy... aku melihat ayah dan... melihat rumah lalu... Aku terjebak di dalamnya..." 

Lyn mulia menangis sesenggukan.

"Kamu baca doa dulu, itu hanya mimpi buruk. Pasti ayahmu di sana meminta kita mendoakannya, kita berdoa saja supaya beliau tenang di alam sana."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun