Pernahkan kalian fikirkan bahwa lembaran itu lebih berharga daripada lembaran yang asli yang didapatkan dengan menyerahkan sejumlah angka dengan beberapa digit dibelakangnya. Dengan menunggu 2×24 jam semuanya selesai. Mereka mendapatkan lembaran itu tanpa harus membagi waktu istirahat mereka dengan menjadi kuli. Ini adalah hasil keringatku yang kudapat dengan bersusah payah, bukan seperti mereka yang melakukannya dengan rasa terpaksa karena orang tua mereka menginginkan keturunan yang mempunyai titel di belakang namanya.
Menurut kalian mana yang lebih berharga lembaran palsu ini atau lembaran asli itu yang bahkan sampai sekarang saja lembaran asli itu tidak pernah sampai kepada jawatan ini karena untuk mamasukan mereka yang sudah mempunyai titel dibelakangnya meskipun dengan suruhan sang ayah mereka tidak membutuhkan lembaran itu lagi.
Aku butuh kejujuran, dan aku tidak melihat kejujuran dalam menulis ini. Itulah jawaban dari semua jawatan yang aku datangi
Sementara aku hanya terdiam dan mendengarkan semua ucapannya tanpa harus berubah menjadi pemberontak karena aku lihat dalam catatan yang dia bawa berisi semua kejujurannya.
Warung Buntu, 27 Juli 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H