" mengapa kamu tidak tahu arti dari namamu itu? Mengapa kamu tidak bertanya kepada mereka?"
Aku hanya terdiam dengan mata yang berkaca -- kaca dan kaupun semakin tidak mengerti
"Mengapa kamu hanya diam? Ayo, ku antar kau pulang sembari ku menanyakan arti nama mu" ucapmu
"Mereka tidak pernah ada dalam hidupku!" ucapku tegas
" apa maksudmu, Senja?"
" Fajar, aku ini hanyalah anak panti yang dibuang oleh kedua orang tuaku disaat aku tidak bisa mengenali siapa gerangan mereka. Bagaimana mungkin aku tahu apa arti dari namaku ini! sedangkan orang yang memberi namaku saja aku tidak tahu, jangankan mengenalinya, mendengar semilir namanya saja aku tidak pernah!" ucapku tegar tanpa ada setetes airmata yang terjatuh.
" lalu, bagaimana kau tahu bahwa merekalah yang memberi namamu Senja?"
" menurut pengasuhku saat dipanti, saat itu aku ditemukan dalam keadaan yang menyedihkan. Kedua orangtuaku meletakkanku diatas kardus dan menyelimutkan tubuhku dengan kain rombeng. pengasuhku itu menemui selembar kertas yang bertuliskan,
'
kami mohon jagalah anak kami dan berikanlah dia nama, Senja!' tak mengerti apa alasan mereka meninggalkan aku disana." Ucapku dengan linangan airmata.
Seketika langit senja berubah gelap, angin penyapu beberapa daun yang bergugur.
"Senja, maafkan aku karena secara tidak langsung aku telah mengingatkanmu pada masa lalumu itu" Ucap Fajar dengan penuh penyesalan.
" tidak apa -- apa Fajar. Aku hanya ingin kau tahu semua yang ada pada diriku, bukankah kau sendiri yang selalu bilang jangan pernah bersikap tertutup satu sama lain?" ucapku tersenyum.
" jangan bersedih, Senja!" sambil menghapus airmataku