Mohon tunggu...
Lyfe

Mengupas Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik pada Novel "Bumi" Tere Liye

24 Februari 2018   09:52 Diperbarui: 24 Februari 2018   10:05 9675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Novel serial Bumi merupakan sebuah novel hasil karya Tere Liye yang bergendre fantasi yang sangat imajinatif. Novel ini mengangkat tema yaitu petualangan, yang mana seorang remaja berpetualang dalam mencari jati dirinya yang sebenarnya. Di dalam novel tersebut terdapat juga tema persahabatan dan kekeluargaan yang sangat harmonis. Hal ini bisa dibuktikan oleh kutipan berikut:

"...Kamu adalah cucu dari cucu cucunya si Tanpa Mahkota. Orangtuamu adalah Klan Bulan, mereka meninggal saat kamu masih bayi dalam sebuah kecelakaan. Di dunia hina itu orangorang sayangnya tidak menggunakan lorong berpindah, tapi memilih benda mati yang disebut pesawat terbang. Kamu selamat, dan dititipkan kepada orangtuamu sekarang."(hal. 361 pdf)

"Dan setelah kami pulang ke kota kami, akan lebih banyak lagi hal yang harus diselesaikan. Gardu trafo yang meledak. Bangunan sekolah yang runtuh. Kecemasan orangtua kami selama berharihari. Klub Menulis Mr. Theo. Rencana Mama mengadakan arisan di rumah, masalah mesin pencacah di pabrik tempat Papa bekerja. Termasuk yang sangat penting, bagaimana aku akan bertanya tentang orangtua asliku kepada Mama dan Papa."(hal.373)

Pada kutipan di atas dijelaskan bahwa Raib sebenarnya adalah keturunan asli klan bulan. Ia memiliki kekuatan yang sangat hebat sekalipun di klan bulan. Raib, Seli, dan Ali melewati sebuah petualang yang hebat hingga akhirnya mereka pun mengetahui banyak fakta baru tentang diri mereka, terutama Raib si tokoh utama.

"Papa memang sedang berada di titik paling penting karier pekerjaannya---setidaknya demikian kalau Papa menjelaskan kenapa dia harus pulang larut malam, kenapa dia harus bergegas pagipagi sekali. "Papa harus berhasil melewati fase ini dengan baik, Ra. Sekali Papa berhasil memenangkan hati pemilik perusahaan, karier Papa akan melesat cepat. Posisi lebih baik, gaji lebih tinggi. Keluarga kita harus kompak mendukung, termasuk kamu. Toh pada akhirnya kamu juga yang diuntungkan. Mau liburan ke mana? Mau beli apa? Semua beres." (hal.11)

Paragraf di atas menggambarkan rasa kekeluargaan di dalam keluarga Raib. Mama Raib memberikan sebuah pengertian kepada Raib tentang kondisi papanya yang sedang membutuhkan dukungan dan semangat dalam menghadapi masalah pekerjaannya. Hal itu membuat hubungan kekeluargaan mereka terlihat harmonis.

"Kami bertiga saling tatap. Wajah kami cemong, rambut awut awutan, seragam berdebu, lengan lecet, badan masih terasa sakit. Aku akhirnya tertawa pelan. Disusul Seli yang tertawa pelan sambil meringis. Dan Ali dia batal marah. Kami sejenak tertawa lega. Kejadian barusan, meski masih gelap penjelasannya, entah akan menuju ke mana semuanya, telah membuat kami jadi teman baik. Teman yang saling melindungi dan peduli."(hal.161)

Pada paragraf di atas terlihat bahwa Raib, Seli, dan Ali memiliki hubungan persahabatan yang sangat erat. Mereka tertawa dan bercanda bersama, dan mereka saling melindungi dan peduli satu sama lain. Pengarang menceritakan bagaimana Raib, Seli, Ali bersahabat dalam beberapa peristiwa yang ditampilkan dalam novel. Pada saat Raib dan Seli sedang dalam mengalami kesulitan Ali selalu membantu dengan seribu ide berliannya.

Alur yang disajikan dalam Novel Bumi ini adalah alur maju. Peristiwa demi peristiwa terjadi secara berurutan, mulai dari pengenalan situasi cerita, rangsangan peristiwa, tegangan, hingga peleraian atau penyelesaian. Kita dapat menentukan alur dari beberapa kejadian penting dalam cerita seperti kutipan berikut:

"NAMAKU Raib. Aku murid baru di sekolah. Usiaku lima belas tahun. Aku anak tunggal, perempuan. Untuk remaja seumuranku, tidak ada yang spesial tentangku. Aku berambut hitam, panjang, dan lurus. Aku suka membaca dan mempunyai dua ekor kucing di rumah..."(hal.1)

 "...melihat sosok tinggi kurus di sekolah, tibatiba membuatku berpikir ada yang benarbenar keliru dengan dua ekor kucing "kembar" kesayanganku selama ini. Setelah enam tahun punya kucing, aku pikir itu semua hanya gurauan Mama dan Papa."(hal.33)

"Inilah motivasinya, Gadis Kecil." Sosok tinggi kurus itu menatap tipis. "Akan kuhitung sampai sepuluh. Jika kamu tidak berhasil menghilangkan buku tebal itu, si Hitam akan merobek kepala kucing kesayanganmu."(106)

"Hingga detik ini, pertempuran masih berlangsung sengit di Perpustakaan Sentral. Setidaknya ada seribu anggota Pasukan Bayangan yang menyerbu perpustakaan,.."(hal. 245)

"Situasi semakin kacau. Seli matimatian mengerahkan tenaga tersisa. Sarung tangannya bersinar redup, berusaha menahan tubuh Miss Selena. Sejenak Seli bisa kembali duduk, tapi hanya sebentar. Tubuhnya segera terangkat, dan kali ini lebih cepat."(hal.364)

"Ali meraung ke depan, meninju dua Panglima Pasukan Bayangan lainnya dengan tangan kiri. Dua panglima itu terpelanting. Kakikaki beruang besar bergerak cepat menuju tengah ruangan, tangan kanannya masih menggenggam badan Tamus. Sebelum Tamus menyusun rencana dan berhasil membebaskan diri, bahkan sebelum dia tahu apa yang akan dilakukan Ali, tangan besar beruang itu sudah melemparkan tubuhnya ke lorong gelap."(hal. 365)

"Tamus berteriak parau. Suaranya terdengar penuh kemarahan. Tapi terlambat, tubuhnya sudah masuk, terseret ke dalam lorong. Lubang itu mengecil, kemudian hilang." (hal. 366)

Beberapa kutipan di atas merupakan peristiwa- peristiwa yang dialami oleh tokoh. Pada bagian awal novel, penulis memberi latar belakang tokoh utama, Raib. penulis menceritakan bagaimana keseharian Raib di rumah maupun di sekolah. Setelah itu, penulis mulai menghadirkan beberapa konflik yang dialami Raib. Pada bagian ini cerita mulai terfokus pada kekuatan yang dimiliki Raib, Seli dan Ali mulai mengetahui bahwa Raib bisa menghilang.  Setelah itu, cerita semakin menarik untuk dibaca karena Raib, Seli, dan Ali mulai berpetualang di dunia lain alias klan bulan.

Di klan bulan mereka melewati banyak peristiwa-peristiwa yang menegangkan dan mengerikan. Hal itu membuat mereka mendapatkan banyak informasi tentang diri mereka. Di sana mereka menemukan fakta bahwa Raib adalah keturunan asli Klan Bulan yang memiliki kekuatan luar biasa. Begitu juga dengan Seli, ia adalah penduduk Klan Matahari yang memiliki kekuatan bisa mengeluarkan petir dan menggerakkan benda dari jarak jauh dengan tangannya. Mereka bekerjasama menggabungkan kekuatan mereka untuk melawan Tamus musuh mereka. Selain fakta tersebut, saat Raib dan Seli tidak mampu melawan Tamus, dalam keadaan mendesak, Ali seorang remaja yang genius ternyata bisa berubah menjadi beruang besar dan menyerang Tamus si petarung hebat. Pada akhir cerita, Tamus pun bisa di kalahkan, ia hilang di lorong hitam yang jauh dari Klan Bulan sehingga ia tidak bisa melakukan kekacauan lagi.

Di dalam  Novel Bumi terdapat beberapa tokoh yaitu  Raib sebagai tokoh utama. Di dalam cerita, Raib digambarkan memiliki watak yang baik, pemalu, lucu, dan agak pemalas. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut :

"...Sebenarnya sejak kecil aku terbilang anak pemalu. Tidak pemalupemalu sekali memang, meskipun satudua kali jadi bahan tertawaan teman atau kerabat. Normalnormal saja, tapi sungguh urusan pemalu inilah yang membuatku berbeda dari remaja kebanyakan."(hal.1)

Watak tokoh Raib digambarkan secara langsung dalam cerita yaitu pemalu. Dari kutipan di atas kita dapat mengetahui bahwa Raib adalah seorang remaja yang lucu juga karena sesekali membuat teman-temannya tertawa.

"Sejak kapan Ra mau disuruh membukakan pintu kalau ada tamu?" Mama tertawa, menggoda. "Yang ada malah berteriakteriak menyuruh orang lain."(hal.34)

Kutipan di atas menggambarkan bahwa Raib merupakan anak yang pemalas saat disuruh bekerja.

"Aku mengepalkan tangan. "Aku tidak akan lari. Aku akan ikut bertarung membantu Miss Selena."(hal.153)

Dari paragraph di atas terlihat bahwa Raib juga memiliki watak pantang menyerah, pemberani, baik hati dan suka menolong. Ia tetap membantu Miss Selena bagaimana pun caranya bahkan dengan bertarung sekalipun.

Selain Raib terdapat juga tokoh Seli dan Ali, Papa dan Mama Raib, Miss Selena, Tamus, Ilo, Vey, Ou, Ily, Stad, Av, dan Tog. Seli dan Ali merupakan teman baik Raib, Seli memiliki watak baik hati dan setia kawan, sedangkan Ali adalah anak yang sangat genius, pemberani, dan memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Mama dan Papa Raib merupakan sosok orang tua yang baik, humoris, pekerja keras dan penuh kasih sayang. Miss Selena merupakan guru matematika Raib di klan bumi, ia memiliki watak tegas, bijaksana dan bertanggung jawab. Tamus merupakan petarung klan bulan yang menjadi musuh Raib. Ia memiliki watak sombong, tamak, kasar, dan licik. Ilo, Vey, Ou , dan Ily merupakan sebuah keluarga yang  membantu Raib, Seli, dan Ali saat berada di klan bulan. Mereka semuanya baik  hati dan ramah. Av merupakan petinggi klan bulan yang menjaga perpustakaan sedangkan Tog merupakan anggota pasukan bayangan yang berpihak pada Av. Mereka memiliki ilmu yang tinggi, baik, suka menolong, dan bijaksana. Stad adalah petarung pasukan bayangan yang berpihak pada Tamus, ia memiliki watak yang sombong, kasar, dan licik.

Seli yang setia kawan terlihat pada kutipan berikut:

"Aku akan selalu bersamamu, Ra." Seli tersenyum. "Aku akan membela teman baikku."(hal.259)

Seli selalu ada saat Raib senang maupun susah. Ia menunjukkan rasa kepeduliannya kepada Raib dan berpegang teguh akan selalu bersamanya apapun yang terjadi. Rasa ingin tahu Ali yang tinggi terlihat pada kutipan di bawah ini:

"Ali menyikut lenganku, menyuruhku menerjemahkan kalimat Ilo dan Vey barusan. "Akan kujelaskan nanti," aku berbisik, tapi Ali masih menyikut lenganku, penasaran ingin tahu. Kapan si genius ini berhenti menggangguku? Coba lihat Seli, dia santai kembali menyendok sisa makanan di piring, tidak mendesak setiap saat. Nantinanti juga akan kujelaskan."(hal.285)

Ali terlihat sangat tidak sabar untuk mengetahui apa yang sedang dibicarakan Ilo dan Vey, ia selalu medesak Raib untuk menjelaskanya yang memahami bahasa Klan Bulan. Ia tidak mau ketinggalan informasi sedikit pun meskipun itu tidak terlalu penting. Selanjutnya ada watak antagonis Tamus terlihat pada kutipan di bawah ini:  

"Tamus menghantamkan pukulan mematikan terakhir ke arah Miss Selena. Seperti ada hujan salju turun dari langitlangit aula. Seluruh ruangan terasa dingin menggigit. Aku menjerit, tidak tahan melihatnya. Tamus yang berdiri menginjak tubuh Miss Selena mendongak melihat kami, baru menyadari sesuatu. Melihat kami akan kabur, dia meraung marah, meloncat cepat."(hal. 154)

Kutipan di atas menggambarkan watak tokoh Tamus yang sangat kasar saat bertarung dengan Miss Selena. Ia menghabisi Miss Selena tanpa ada rasa kemanusiaan sedikit pun. Di samping tokoh Tamus yang jahat, terdapat Ilo dan Vey yang sangat baik yang ditunjukan oleh kutipan di bawah:

"Aku mengangkat kepala, balas menatap Ilo dan Vey. Keluarga ini amat menyenangkan. Av benar, kami beruntung sekali tersesat di kamar Ou kemarin malam. Masalah kami jauh lebih mudah dengan adanya Ilo dan Vey."

Watak keluarga Ilo dan Vey digambarkan dengan jelas bahwa keluarga itu sangat menyenangkan dan melayani Raib, Seli, dan Ali dengan sangat baik.

Adapun latar tempat yang terdapat dalam Novel Bumi adalah Klan Bumi dan Klan Bulan. Di  Klan Bumi yaitu rumah Raib dan sekolah Raib, di klan bulan yaitu rumah Ilo, perpustakaan, stasiun kereta,  rumah peristirahatan, dan hutan. Latar waktu yang ada pada novel tersebut adalah pagi, siang dan malam. Selain latar tempat dan waktu ada juga latar suasananya yaitu menegangkan, ramai, lengang, menyenangkan, serta mengharukan. Beberapa latar tersebut dapat kita lihat dari beberapa kutipan di bawah  ini:

"Lima belas menit kemudian tiba di gerbang sekolah, aku mengangkat tas, membuka pintu, berseru, berpamitan. Mobil Papa hilang di kelokan jalan. Aku menatap lapangan sekolah yang lengang...."(hal.93)

Di paragraf di atas dijelaskan latar pada pagi hari di sekolah dengan suasana lengang belum ada siswa yang datang.

 "Sosok tinggi kurus itu menatapku lamatlamat, mengangguk takzim. "Baiklah, Nak. Sepertinya kamu akan memilih menghilangkan cermin kalau aku tidak segera pergi. Kemungkinan itu akan membuat orangtuamu bingung saat mereka masuk ke kamar ini. Kita bahkan belum tahu apakah kamu bisa mengembalikan benda yang telah kamu hilangkan. Baiklah. Aku akan pergi. Lagi pula latihan malam ini lebih dari cukup."(112)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa kejadian peristiwa terjadi pada malam hari di kamar Raib. Penulis sengaja mengambil latar pada malam hari karena pada waktu itu Raib akan berada di dalam kamarnya di mana sosok tinggi kurus akan menghampirinya melewati cermin yang ada di kamar tersebut. Kamar Raib terletak dilantai dua rumahnya, sehingga setiap kejadian tersebut tidak akan diketahui oleh kedua orangtuanya.

"Aku dan Seli refleks menoleh. Belum genap mengerti apa yang sedang terjadi, terdengar suara meletup dari gardu listrik. Beberapa petugas lain berlarian menghindar, berteriak lebih panik. "Awas! Menghindar!"(hal.122)

Kutipan di atas berlatar suasana menegangkan di mana terjadi kecelakaan gardu listrik di belakang sekolah yang hampir mengenai Seli dan Raib. Hal tersebut terjadi saat mereka pulang sekolah di mana sudah tidak ada lagi siswa lain yang tidak berkepentingan di sekolah. 

Latar tempat stasiun kereta di Klan Bulan terlihat pada kutipan di bawah ini :

"Ini bukan sekolah. Ini ruangan besar yang megah, mirip stasiun kereta, tapi berkalikali lebih canggih daripada stasiun kereta paling modern di dunia kami berasal. Belasan jalur kereta, puluhan kapsul berlalulalang, seperti mengambang di rel, datang dan pergi. Jalurjalur itu tidak hanya horizontal, tapi juga vertikal, ke segala arah. Ada yang masuk ke bawah tanah, menyamping, bahkan ke atas, masuk ke dalam lorong, ada banyak sekali arah jalur. Ruangan megah itu terlihat terang. Lantainya terbuat dari pualam terbaik. Dindingnya cemerlang. Di langit langit tergantung belasan lampu kristal mewah."

Stasiun kereta pada kutipan di atas digambarkan sangat berbeda dengan stasiun kereta yang ada di bumi. Penulis membuat kita bermain dengan imajinasi kita saat membaca paragraf tersebut. Selanjutnya ada latar tempat rumah peristirahatan yang terlihat pada kutipan di berikut:

"Tidak banyak yang bisa kami lakukan sepanjang hari di rumah peristirahatan Ilo, karena secara teknis kami sedang bersembunyi, menghindari semua kekacauan di seluruh kota..."

Selain tiga latar di atas, dalam cerita juga terdapat latar sosial tokoh yaitu Raib berada dalam keluarga yang berkecukupan dan lingkungan yang baik. Hal ini terlihat pada kutipan dibawah ini:

"Kamu bawa saja payungnya, Ra." Papa menoleh, menunjuk ke belakang. "Tenang saja, di kantor nanti Papa bisa minta tolong satpam membawakan payung ke parkiran. Atau menyuruh siapalah untuk memarkirkan mobil." Papa seakan mengerti apa yang kupikirkan..."(hal.13)

Pada kutipan di atas kita dapat melihat bahwa Raib berasal dari keluarga yang berkecukupan, papanya seorang pekerja kantoran yang memiliki mobil pribadi. Beberapa peristiwa juga menggambarkan bahwa Raib tampak akrab dengan warga sekolah yang dapat dibuktikan oleh paragraf berikut :

"Lusa kantinnya tutup lho, Neng. Sudah tahu belum?" Mamang batagor basabasi mengajak bicara, sambil mencari uang kembalian dari sakunya..."(hal.60)

Cara mamang batagor mengajak Raib berbicara tampak bahwa ia sudah mengenal Raib dengan baik. Selain itu, pada klan bulan terjadi hubungan sosial yang agak sedikit berbeda dengan Klan Bumi. Pada Klan  Bulan terlihat perbedaan status antara orang-orang kaya dengan penduduk biasa. Orang-orang kaya atau mempunyai keistimewaan biasanya tinggal di rumah bulan di atas permukaan tanah sedangkan penduduk biasa bertempat tinggal di kota bawah tanah. Hal ini dapat kita lihat pada kutipan di bawah:

"...Atau kamu bisa memilih tinggal di kota bawah tanah, lebih banyak penduduk yang memiliki rumah di bawah sana, para pekerja, petugas kota. Di bawah fasilitas lebih lengkap, pusat perbelanjaan, hiburan, hotel mewah, apa pun yang dibutuhkan seluruh kota. Sebenarnya peradaban Kota Tishri ada di dalam tanah. Hanya orang kaya yang memiliki Rumah Bulan di atas permukaan."(hal. 273)

Karena hal itu, hubungan sosial antara penduduk biasa dengan orang kaya yang tinggal di atas permukaan tidak terjalin dengan baik atau akrab seperti di bumi.

Selanjutnya adalah sudut pandang pengarang, pada Novel Bumi, pengarang berada pada sudut pandang orang pertama pelaku utama. Di dalam novel tersebut kita akan menemukan banyak sekali kata "aku" di setiap cerita. Hal ini dapat kita lihat pada kutipan berikut :

"Aku menghela napas, beranjak berdiri, meletakkan si Putih. Baru pukul sembilan, aku memutuskan tidur lebih awal. Tidak ada hal seru yang bisa kulakukan dengan seekor kucing aneh terus mengawasiku. Aku malas mengenakan sandal, pergi ke kamar mandi, gosok gigi."(hal.38)

Raib mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang dialaminya sendiri secara batin dan fisik maupun yang berhubungan dengan sesuatu yang di luar dirinya. Ia menjadi pusat cerita, pembaca akan terfokus terhadap semua yang terjadi pada Raib.

Selain unsur-unsur diatas yaitu unsur intrinsik, ada juga unsur ekstrinsik pada Novel Bumi Tere Liye. Setelah membaca Novel Bumi, saya dapat berasumsi bahwa Tere Liye merupakan seorang pengarang yang luar biasa dengan pemikirannya yang sangat imajinatif. Di dalam novel, saya banyak menemukan hal-hal yang rasanya di luar nalar manusia, tapi kenyataannya Tere Liye dapat membawa pembaca ke dalam dunia imajinasinya yang unik itu. Penyampaian cerita yang sederhana, membuat saya menikmati lembaran demi lembaran cerita pada novel, seolah-olah saya melihat di depan mata apa yang sedang disampaikan oleh Tere Liye.

Di dalam Novel Bumi, Tere Liye tampak sangat luas, ia menampilkan banyak pengetahuan yang mungkin belum diketahui banyak orang. Meskipun memiliki pemikiran yang berlian, Tere Liye tidak ingin mempublikasikan kehidupan pribadinya untuk umum. Nama Tere Liye merupakan nama samarannya yang diambil dari Bahasa India yang berarti untukmu. Hal ini sangat berbeda dengan penulis-penulis lainnya yang menampilkan biografi diri pada buku-buku mereka.

Tere liye merupakan seorang pria yang lahir di pedalaman Sumatra Indonesia. Tere liye berasal dari keluarga yang sederhana, orang tuanya bekerja sebagai petani di desanya. Ia pernah menempuh pendidikan di tempat yang berbeda-beda di tiap tingkatnya yaitu SD dan SMP di Sumatra selatan, SMA di lampung, dan kuliah Universitas Indonesia. Hal itu membuatnya mempunyai wawasan yang luas. Berada di lingkungan yang sederhana membuat ia lebih terbuka untuk berbagi melalui buku-bukunya yang sangat bagus. Sampai saat ini buku-buku beliau merupakan buku-buku best seller negara.Indonesia sangat beruntung karena memiliki pengarang-pengarang hebat yang masih aktif sampai saat ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun