Bagaimana cara mencegah terjadinya self-diagnose di era digital?
Di tengah mudahnya mendapat pengetahuan dan informasi kerap kali kita akan merasa bahwa informasi tersebut valid tanpa memastikan sumbernya, bisa jadi yang menciptakan informasi tersebut adalah orang iseng yang sebenarnya tidak mempunyai dasar ilmu kesehatan mental.
Berikut adalah cara agar kita terhindar dari self-diagnose di era digital :
- Bercerita dengan orang terdekat
Bercerita adalah kegiatan yang ampuh untuk mengurangi stress dan kecemasan yang ada pada diri kita. Setelah bercerita kita akan merasa lega walaupun tidak sepenuhnya sembuh.
- Pintar memilah informasi yang di dapat
Beredarnya informasi yang beragam di era digital menuntut kita harus selektif, terutama tentang kesehatan mental. Kita harus mengetahui sumber dan valid atau tidaknya informasi tersebut, bisa jadi informasi tersebut di tulis oleh seseorang yang yang hanya iseng tanpa landasan ilmu yang menunjangnya.
- Tidak mencocok-logikan gejala
Terkadang kita menemukan gejala yang kita alami sama dengan gejala penyakit di suatu platform atau sumber informasi lain, tetapi karna tidak diperiksa secara menyeluruh menyebabkan diagnosis yang tidak akurat. Padahal bisa saja kondisi mental itu lebih ringan atau lebih berat dari dugaan kita.
- Memeriksakan diri ke psikiater atau psikolog
Informasi yang beredar pada dunia digital hanya sebatas gambaran umum suatu pengetahuan, untuk memastikan kebenarannya jika memang sudah parah maka kita harus mendatangi ahli seperti psikolog atau psikiater. Hal ini dikarenakan suatu penyakit tidak bisa di analisis secara asal-asal an.
Dalam mengidentifikasi suatu penyakit terdapat prosedur agar hasil tersebut menjadi valid. Hal ini bukan berarti kita tidak boleh menerima suatu informasi, namun kita harus menyeleksi informasi tersebut dan tidak menyimpulkan sendiri agar terhindar dari kondisi yang lebih buruk. Juga agar mendapatkan rasa nyaman dalam diri kita dengan tidak melakukan self-diagnose.
Â
Daftar Pustaka
Akbar, M. F. 2019. Analisis pasien self-diagnosis berdasarkan internet pada fasilitas kesehatan tingkat pertama. INA-Rxiv. DOI : 10.31227