Mohon tunggu...
Chesa SyaQira
Chesa SyaQira Mohon Tunggu... Human Resources - La Tahzan

Menulis menjadi bagian penting untuk membuat banyak orang tetap mengingat kita di kehidupan selanjutnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Indonesia Vs Bencana

2 April 2020   12:55 Diperbarui: 2 April 2020   13:02 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama                          : Chesa Syaqira Makmur

Kelas                           : Magister Ketahanan Nasional

Mata Kuliah                : Manajemen Krisis dan Bencana

Dosen Pengampu        : Dr. Dyah Rahmawati Hizbaron, M.Sc


Pertanyaan : Penanggulangan bencana di Indonesia menganut sistem cyclic (siklus), Jelaskan maknanya!

Answer : Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Berdasarkan data Badan Informasi Geospasial (BIG) pada 2013 jumlah pulau di Indonesia ada 13.466 pulau.Luas daratan adalah 1.922.570 Km2 (37,1%), dan luas perairan adalah 3.257.483 Km2 (62,9%), hingga total luas Indonesia adalah 5.180.053 Km2 . Garis pantainya kurang lebih sepanjang 81.000 Km. Pulau-pulau Indonesia terbentuk tiga lempeng tektonik dunia yaitu lempeng Australia, lempeng Pasifik, dan lempeng Eurasia. Kondisi tersebut menyebabkan Negara Indonesia menjadi salah satu negara mempunyai potensi tinggi terhadap bencana gempabumi, tsunami, letusan gunungapi dan gerakan tanah (tanah longsor).

Untuk itu sangat penting bahwa Indonesia memiliki manajemen kebencanaan yang baik, hal ini juga selaras dengan pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, yakni Melindungi segenap Bangsa Indonesia, dan Ikut dalam ketertiban dunia. Sebagai upaya menjalanlan misi ini tentu saja Indonesia harus mampu dan memiliki sistem penanganan kebencanaan yang baik dan relevan.Berikut penggambaran sistem siklus berikut penanggulangan bencana yang dilakukan di Indonesia :

Sumber :  bpbd.karanganyarkab.go.id

Melalui Penyelenggaraan penanggulangan bencana terdiri atas 3 (tiga) tahap meliputi :

Pra bencana yang mencakup kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, serta peringatan dini; Pencegahan (prevension); upaya untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan timbulnya suatu ancaman. Misalnya : pembuatan bendungan untuk menghindari terjadinya banjir, biopori, penanaman tanaman keras di lereng bukit untuk menghindari banjir dsb. Namun perlu disadari bahwa pencegahan tidak bisa 100% efektif terhadap sebagian besar bencana.

Mitigasi (mitigation); yaitu upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak buruk dari suatu ancaman. Misalnya : penataan kembali lahan desa agar terjadinya banjir tidak menimbulkan kerugian besar.

Kesiap-siagaan (preparedness); yaitu persiapan rencana untuk bertindak ketika terjadi(atau kemungkinan akan terjadi) bencana. Perencanaan terdiri dari perkiraan terhadap kebutuhan-kebutuhan dalam keadaan darurat danidentifikasi atas sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Perencanaan ini dapat mengurangi dampak buruk dari suatu ancaman.

 Tanggap Darurat (Emergency Response), saat terjadi bencana yang mencakup kegiatan tanggap darurat untuk meringankan penderitaan sementara, seperti kegiatan search and rescue (SAR), bantuan darurat dan pengungsian;

Pasca bencana yang mencakup kegiatan pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi.

Pemulihan (recovery);adalah suatu proses yang dilalui agar kebutuhan pokok terpenuhi. Proses recovery terdiri dari:

Rehabilitasi : perbaikan yang dibutuhkan secara langsung yang sifatnya sementara atau berjangka pendek.

Rekonstruksi : perbaikan yang sifatnya permanen

Melalui sistem siklus ini, maka diharapkan Indonesia mampu meminimalisir atau mengurangi resiko bencana yang akan terjadi baik secara fisik maupun non-fisik. Badan Penanggulangan Bencana Nasional maupun daerah tentu saja tidak bisa bekerja sendirian, hal ini harus dibantu oleh banyak elemen termasuk masyarakat (community based). Misalnya saja bencana sosial yang terjadi hari ini, yaitu Covid-19. Tanpa arahan dan menunggu anggaran pemerintah, masyarakat di berbagai daerah sudah melakukan inisiatif lockdown kampong/desa nya masing-masing. Contoh nyata ini terjadi di Daerah Pogung Kidul, Yogyakarta, ataupun di Purworejo. Permasalahan kebencanaan harus ditangani bersama dan dilaksanakan secara seksama.

Sumber Referensi :BNPB, BPBD

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun