Mohon tunggu...
Maschun Sofwan
Maschun Sofwan Mohon Tunggu... Penulis - Blog : Aleniasenja.com | IG : @maschunsofwan | Youtube : Maschun Sofwan

Jejak Rindu Di Telaga Nurani

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Cinta, Biarku Saja

14 Februari 2018   21:54 Diperbarui: 14 Februari 2018   21:55 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepuluh tahun berlalu, kini ia telah menginjak usia 12 tahun dan duduk dibangku kelas 2 SMP. Dia tumbuh menjadi anak yang soleha, berbakti, ramah dan sangat menyayangi ayah dan neneknya. Aku merasa bangga memiliki kamu dan Cinta yang sudah besar saat ini dalam hidupku. Walaupun neneknya dan dia pernah bilang agar aku menikah lagi, namun aku selalu menjawab iya dan iya sambil bercanda dan tertawa bersama mereka.

Namun hingga saat ini, niat itu tak pernah aku pikirkan kembali. Bukan tak ingin memiliki seseorang wanita lagi dalam hidupku, namun melihat Cinta yang saat ini selalu menanti ayahnya pulang kerja di depan rumah sama persis ketika kau masih ada disini.

Aku merasa jika kamu adalah wanita terakhir yang bisa aku cintai dan rasanya aku tak butuh tempat lain lagi hingga nanti ketika aku bisa bertemu denganmu lagi disana kelak dalam sebuah keabadian. Aku harap kau tak merasa sedih dengan keputusanku itu, dan jangan takut jika aku kekurangam kasih sayang dalam hidupku karena itu tak biasa aku rasa.

Aku sangat bahagia, sebahagia ketika kamu ada disini dan Cinta anak kita yang selalu ada disini dan aku pikir itu telah cukup buatku bisa tersenyum dan semangat dalam menjalani hari seperti dulu. Dan kamu, jangan takut jika aku melupakanmu. Do'aku dan Cintamu selalu teralunkan kalimat indah setiap waktu agar kau juga merasakan hal yang sama disana yaitu bahagia. Hingga nanti, disaat waktu yang tak mampu kutebak. Aku bahagia bisa memilikimu dan juga Cinta saat ini selalu ada disampingku.

Terima kasih untuk semuanya, karena kau aku bisa bahagia seperti ini. Tentang Cinta, aku selalu mengajarinya hal-hal yang berguna dan bermanfaat untuknya dan untuk masa depannya agar dia bisa bahagia seperti aku yang terlalu bahagia memiliki wanita sepertimu. Jika kau bertanya, apakah aku akan meninggalkan kamu, kisah kasih itu dan Cinta yang sangat bahagia denganku saat ini? Dan memilih tempat lain untuk memulai cerita yang baru dengan hati yang baru?

Tidak, aku lebih menyukai disini, disini menghabiskan waktu bersama Cinta dan juga neneknya yang terlalu menyayangiku seperti kamu dulu. Cukup bahkan lebih, rasanya aku tak butuh tempat lain lagi untuk bahagia. Bahkan hingga nanti, ketika aku mulai merasa lelah dan ingin tertidur pulas dalam pangkuan-Nya. Aku harap kau masih setia juga menungguku disana di tempat yang indah dalam keindahan dan kebahagian abadi.

30 tahun sudah waktu berlalu paska kepergianmu, perasaanku masih sama seperti dulu, seperti ketika aku mencintaimu setulus hati dan tepat pada hari ini merupakan hari ulang tahun pernikahan kita.

Aku tau, pada hari ini kau tak bersamaku disini. Namun aku merasa kau ada disini, dalam hatiku. Dan dihari ulang tahun pernikahan kita, anak kita Cinta memberikan kado spesial untuk ayahnya yaitu album fotomu dan aku. Fotomu yang selalu ia jaga hingga saat ini. Bersamaan itu juga, anak kita Cinta telah aku perjuangkan untuk mengejar cita-citanya menjadi seorang sarjana kedokteran dan ia sangat bahagia.

Cinta telah menjadi wanita dewasa dan aku pikir dia berhak menentukan masa depannya sendiri. Aku harap ia menemukan jodoh yang terbaik dalam hidupnya. Cinta selalu bercerita kepadaku agar ia bisa bertemu dengan jodoh yang sama seperti ayahnya yang selalu setia. Pantang menyerah, tangguh, dan menyayanginya seumur hidupnya. Aku harap do'a itu dapat terkabul karena dia berhak mendapatkan orang-orang terbaik dalam hidupnya seperti kamu disana yang juga harus bangga dan bahagia memiliki Cinta dan aku disini.

Dimasa senjaku ini, aku selalu memohon disetiap tetesan air mata dalam do'a sujudku kepada-Nya agar aku dapat kembali dengan tersenyum bangga. Bahagia dan tenang melepas kedua mataku terpejam meninggalkan kisah ini dan mengakhiri denyut nadiku dengan kalimah syahdu Tuhanku dan bisa dipertemukan kembali dengan kamu. Kamu yang selalu ada dalam hatiku, saat ini dan untuk selamanya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun