Penganut relativisme tidak dapat menuntut adanya keberpihakan atau ketidakadilan, karena tanpa standar absolut moral, tidak ada benar dan salah, sehingga tidak dapat menyalahkan sistem yang menghukum orang yang "tidak bersalah" maupun melepaskan orang yang "bersalah", serta tidak ada kemungkinan untuk merasakan kesalahan moral sejati.
Penganut relativisme tidak dapat memperbaiki moralitas mereka, hanya bisa mengubah etika perorangan tanpa ada standar apakah menjadi "lebih baik" dari sebelumnya, sehingga tidak ada konsep "perbaikan moral".
Penganut relativisme tidak dapat melakukan diskusi moral yang berarti, karena tidak mengakui adanya panduan tindakan moral yang universal.
Penganut relativisme tidak dapat mempromosikan kewajiban bertoleransi, meskipun toleransi dianggap suatu kebajikan utama relativisme, karena mereka tidak boleh tidak bertoleransi terhadap orang-orang yang tidak menganut relativisme, atau orang-orang yang tidak mau menghargai toleransi.
Kesampingkan relativisme etis subyektif dasarkan pada evidence ( bukti pendukung) yang valid, sah dan benar. Doa dan harapan kita semua kasus ini menjadi jelas dan terbuka apa adanya agar "Rasa" ke-Adil-an tidak hilang dan kebenaran yang sesungguhnya terkuak.
Tangerang, 20 September 2022
Chen Siauw
Mahasiswa Pascasarjana Magister Ministri
STT Amanat Agung-Jakarta
Email : siauwchen15@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H