4. Membiarkan anak meluapkan emosi
Sama seperti kita orang dewasa yang merasakan marah, sedih dan gembira, anak juga bisa merasakan emosi tersebut. Jadi biarkan anak meluapkan emosinya, sehingga akan membantu anak dalam mengatur emosinya agar menjadi stabil.
5. Jangan berbohong
Kita sedang berusaha untuk memperbaiki mental anak yang sering dimarahi, tapi kita jangan sampai menutupi tentang kebenaran dan kesalahan.
6. Luangkan waktu untuk anak
Waktu yang sangat berharga inilah juga dibutuhkan anak. Ini menciptakan kedekatan antara keduanya. Anak merasa nyaman dengan kehadiran orang tua.
7. Berusaha untuk tidak melakukan kesalahan lagi
Ketika kita telah memahami sebab dan akibat jika terlalu sering marah, maka berusahalah untuk tidak melakukannya lagi. Agar dapat menjadi orang tua yang bijak.
Begitu pentingnya peran keluarga dalam perkembangan seorang anak. Terutama keluarga yang harmonis, keluarga yang dapat menjadi tempat ternyaman bagi seorang anak dan keluarga yang bisa memberi dukungan penuh bagi perkembangan sang anak. Tidak ada salahnya kita menciptakan keluarga yang harmonis sesuai dengan anjuran Rasululullah SAW dalam hadistnya yang berbunyi "Sesungguhnya diantara orang - orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah orang yang paling baik akhlaknya dan paling baik terhadap keluarganya" (HR At - Tirmidzi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H