Mohon tunggu...
Chelsea Keysya
Chelsea Keysya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya manusia suka tidur dan membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kehilangan yang Tak Kupersiapkan

9 Januari 2024   21:34 Diperbarui: 9 Januari 2024   21:58 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah hampir 2 bulan kehilangan salah satu sosok panutan dalam hidup, aku menyadari satu hal bahwa sebenarnya sebelum seseorang pergi, ia telah menyelipkan kode-kode tertentu atau bisa dibilang tanda-tanda yang tersirat di setiap kata atau perilaku yang mereka lakukan.

Ayahku pergi setelah berjuang melawan penyakit komplikasi yang baru kami ketahui ketika beliau drop. Bukan karena tidak perduli tetapi ketika kami ingin mengajak ayah cek kesehatan ayah selalu bilang bahwa beliau tidak apa-apa, sayang biayanya dan beliau selalu bilang "Kalau udah waktunya mah gapapa, saya ikhlas kok. Kalo cek kesehatan malah ketauan sakitnya dan akhirnya kita kepikiran dan drop, jadinya cepet meninggal juga hahaha."

Kami bukan keluarga kaya, hanya keluarga sederhana yang bisa makan dan punya tempat tinggal saja sudah sangat bersyukur. Dan aku merasa karena background kami yang seperti ini mengakibatkan ayah tidak pernah mau merepotkan anak-anak nya.

Setelah kepergian ayah, ternyata aku baru menyadari bahwa beberapa tahun ini dan bahkan beberapa waktu sebelum ayah berpulang rupanya ayah sudah memberikan kode-kode tentang kepergiannya.

Aku yang tidak menyadari bahwa sebenarnya itu adalah kode-kode perpisahan malah terkadang masih sering "ngambek-ngambekan" dengan ayah

Ayah selalu bilang bahwa "Saya hidup sampai si bontot wisuda aja udah bersyukur banget loh, udah bisa liat cucu juga udah bersyukur banget"

Aku selalu marah saat ayah selalu bilang tentang kematian dan ayah merespon dengan tawa atau nasihat.

Satu persatu sahabat-sahabat ayah pergi menghadap Tuhan. Saat ayah mendengarkan kabar mereka berpulang, aku dan ibu memperhatikan ayah terkadang murung dan malas makan. Setelah ayah menyendiri dan kami ajak ngobrol ternyata ayah bangkit lagi.

Namun, tepat tanggal 29 Juni 2023 pukul 16.55 ayahku mengembuskan nafas terakhir di rumah sakit setelah berjuang kurang lebih 2 Minggu di ruang perawatan.

Selain sering membahas tentang kematian, ayah juga sangat-sangat tidak suka kesendirian. Saat ibu tidak ada di rumah, pasti ayah cepat mencari ibu. Ayah selalu bertanya dimana ibu, kemana ibu. Ayah sangat takut ibu tidak ada di rumah.

Ayah bilang "ayah selalu berdoa semoga ayah yang pergi duluan dibanding ibu kamu nak, soalnya ayah bingung kalo nggak ada ibumu disamping ayah. Ibumu sudah sangat susah ya karena ayah"

Ayah benar-benar meninggalkan kami dengan 1001 kode yang ia sampaikan sebelumnya, padahal kami tidak terlalu menganggap serius apa yang ia ucapkan alhasil aku sangat amat merasakan kehilangan yang tidak pernah ku persiapkan sebelumnya.

Berbicara tentang kehilangan, pun walau sudah dipersiapkan jauh-jauh hari siapa saja orang di muka bumi ini tidak akan pernah merasakan kesiapan atas kehilangan apapun. Kehilangan bukan akhir dari hidup kita namun kehilangan akan membekas dan menjadi bagian yang sulit untuk diterima.

Kehilangan sosok yang sudah menemani aku dari aku tidak ingat apa-apa hingga aku menjadi orang adalah hal yang paling aku benci, kini aku harus mengadu pada siapa tentang buruknya hari ku? tentang bagaimana satpam komplek selalu menyapaku karna aku adalah anak dari orang yang selalu memberi sarapan kepada nya? 

Ayah, terimakasih untuk semuanya. Maaf entah kapan aku baru bisa merasa siap atas kehilangan dirimu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun