Demak berfungsi sebagai pelabuhan transit (penghubung) daerah penghasil rempah-rempah di kawasan Timur Indonesia. Kehidupan perdagangan tersebut didukung oleh sektor pertaniannya. Komoditas penting yang diekspor oleh Demak, antara lain beras, lilin, dan madu. Dukungan dalam kegiatan ekonomi ditunjukkan dengan dibangunnya pelabuhan untuk perdagangan di sekitar Bonan (Demak) dan untuk kegiatan kemiliteran di Teluk Wetan (Jepara).
Pada tahun 1522, orang-orang Portugis singgah di pelabuhan Sunda untuk mengadakan perjanjian dagang dengan raja Sunda. Dalam persetujuan itu, dinyatakan diantaranya bahwa orang-orang Portugis diizinkan mendirikan benteng di wilayah Sunda. Sultan Demak, yang telah memandang orang-orang Portugis sebagai lawannya, tidak senang saat mendengar berita tersebut. Persetujuan itu merugikan monopoli dagang yang dilakukan orang-orang Demak dan juga membahayakan kedudukan kesultanan Demak di kemudian hari.Â
Oleh karena itu, sebelum pihak Portugis berhasil mendirikan benteng di pelabuhan Sunda Kelapa, pelabuhan itu harus direbut dahulu oleh tentara Demak. Maka dari itu, Sultan Trenggana mengirim tentara Demak yang berhasil merebut pelabuhan Sunda Kelapa dari kekuasaan raja Sunda  dan sebelum diambil oleh armada Portugis. Demikianlah, pada akhir tahun 1526, Kerajaan Demak memperoleh kemenangan sebanyak dua kali. Kemenangan yang pertama diperoleh dalam peperangan melawan raja Sunda dan kemenangan yang kedua dalam melawan orang-orang Portugis.
Walaupun Demak merupakan kerajaan yang jaya, masa berdirinya dapat dianggap relatif pendek. Hal ini dikarenakan oleh kematian Sultan Trenggana yang memicu kemundurannya. Kerajaan Demak mengalami krisis politik akibat terjadinya perang saudara. Perebutan kekuasaan ini memicu pembunuhannya Pangeran Sekar Seda Lepen oleh Sunan Prawoto.Â
Di samping itu, masalah lain seperti perlawanan dengan Portugis juga menyebabkan berakhirnya kekuasaan Demak. Setelah keruntuhannya, kekuasaan Kerajaan Demak berpindah ke tangan Kerajaan Pajang.
Daftar Pustaka
Muljana, Slamet. (2015). Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-NegaraÂ
Islam di Nusantara. Yogyakarta: Yayasan LKiS.
Vlekke, Bernard H. M. (2008). Nusantara: Sejarah Indonesia. Jakarta: Kepustakaan PopulerÂ
Gramedia.
Purwadi dan Maharsi. (2012). Babad Demak: Sejarah Perkembangan Islam di Tanah Jawa.Â