Perbedaan: Di Indonesia, agama menjadi landasan kuat dalam mengatur perilaku sosial, berbeda dengan negara-negara seperti Jepang dan Tiongkok yang lebih sekuler.
 Indonesia mengandalkan kombinasi budaya, agama, dan hukum dalam kontrol sosial, dengan penegakan hukum yang cenderung fleksibel.
Negara seperti Singapura dan China lebih ketat dalam penegakan hukum dan pengawasan. Amerika Serikat lebih fokus pada hak individu, sementara  Jepang dan  Korea Selatan menggunakan norma budaya sebagai pengontrol utama. Indonesia menonjol karena kontrol sosial yang lebih berbasis komunitas, agama, dan norma tradisional, tidak seperti negara-negara lain yang lebih mengandalkan hukum ketat atau teknologi canggih.
Pernahkah kita membayangkan bagaimana jadinya jika Indonesia menerapkan sistem kontrol sosial seperti yang diterapkan di negara-negara maju?
Sebagai negara yang masih menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga ketertiban dan stabilitas sosial, Indonesia memerlukan kombinasi sistem kontrol sosial yang lebih efektif.
Saat ini, kontrol sosial di Indonesia sering dianggap kurang optimal, bahkan masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, saya ingin menyarankan beberapa pendekatan kontrol sosial yang dapat kita pelajari dari negara-negara maju:
1. Pengawasan Teknologi seperti di China Sistem pengawasan di China menggunakan teknologi canggih seperti CCTV untuk memantau perilaku masyarakat secara langsung. Dengan sistem ini, segala bentuk pelanggaran dapat terpantau, memberikan efek jera bagi masyarakat, dan menciptakan ketertiban di ruang publik.
2. Sanksi Tegas seperti di SingapuraSingapura dikenal dengan kebijakan sanksi denda yang tinggi, seperti untuk pelanggaran buang sampah sembarangan. Pendekatan ini berhasil menciptakan lingkungan yang bersih dan masyarakat yang lebih disiplin.
3. Nilai Budaya dan Etika seperti di Jepang dan Korea SelatanJepang dan Korea Selatan menonjol dalam kontrol sosial berbasis nilai budaya, norma, dan etika. Namun, pendekatan ini sulit diterapkan di Indonesia karena memerlukan konsistensi nilai-nilai yang sudah tertanam kuat dalam masyarakat.
Sebagai solusinya, pendidikan karakter sejak usia dini menjadi kunci. Dengan menanamkan pembelajaran etika, kemandirian, dan tanggung jawab pada anak-anak sejak di tingkat TK atau PAUD, kita dapat membangun generasi yang lebih peduli dan disiplin secara alami.
Kesimpulan
Gabungan pendekatan teknologi, hukum, dan pendidikan bisa memberikan dampak positif bagi kontrol sosial di Indonesia. Namun, keberhasilannya bergantung pada: